☃️ 21 ☃️

667 49 2
                                    

Terhitung sudah 3 hari berlalu semenjak kejadian dua hari penuh Max bersama Rachel, kini keduanya kembali seperti sebelumnya yang hanya di pertemukan di sekolah. Seperti kemarin, hari ini pun acara class meeting masih berlanjut hingga 2 hari ke depan sebelum raport di bagikan.

"Rachel! Kantin yuk!" Ajak Firly yang kini tengah duduk di sampingnya.

"Males. Rame!" Jawab Rachel yang masih sibuk dengan alat tulisnya membuat Firly mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lagian lo ngapain sih! Orang tuh pada refresing! Lah lo masih aja berkutat ama pena."

"Gabut."

"Gabutnya orang jenius emang beda ya!" Cibir Firly.

"Lo kenapa sih?! Dari tadi ngerusuh mulu!" Kesal Rachel

"Laper!!" Rangek Firly membuat Rachel mendengus pelan.

"Lo rese kalo lagi laper! Makan noh stiker!" Kekeh Rachel seraya menempelkan stiker di bibir Firly membuat sang empun menatap tajam Rachel.

"RACHEL!!" Pekik Firly membuat tawa Rachel pecah, meski tak keras namun membuat orang-orang di sekitarnya speechless menatapnya.

Rachel segera bungkam dan kembali ke mode datar saat ia sadar semua teman kelasnya menatapnya seperti barang langka membuat ia mendengus pelan.
Tak sampai di situ kini mereka harus kembali menahan nafasnya saat Max memasuki kelasnya dan berjalan menuju gadisnya. Tangannya terulur mengusap kepala Rachel dengan senyum tipisnya dan sesekali menepuknya.

"Kantin?" Tawar Max.

"Gak! Males. Rame." Jawab Rachel dengan gelengan kepalanya.

Max hanya menganggukan kepalanya kemudian menarik kursi di sampingnya dan duduk di samping Raachel. Max pun mengeluarkan ponselnya mengetik sesuatu di dalamnya, setelahnya ia letakan di atas meja dan menopang kepalanya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya terus mengusap kepala gadisnya. Dan jangan lupa tatapannya yang tak pernah ia alihkan sedetikpun dari wajah cantik gadisnya.

"Kalo mau uwu-uwuan jangan di sini kali! Hargai kaum kami!" Sindir Firly yang berdecak malas kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya dari sepasang sejoli ini.

"Lo lagi dapet ya?" Tanya Rachel.

"Iya kenapa?!!"

"Maka nya dari tadi rusuh sendiri." Jawab Rachel santai.

"Pagi!!" Sapa Roy yang baru datang seraya meletakan satu keresek makanan.

"Pagi." Jawab Firly dan anggukan oleh Rachel.

"Hey beb! Long time not see you! How're you? Do you miss me?" Tanya Roy random dengan wajah tengilnya membuat Rachel memutar bola matanya jengah, dan Firly hanya terkekeh karenanya. Max? Laki-laki itu justru menatap tajam Roy namun di abaikan olehnya.

"Hhmm! I thing so like what you said. I'm fine as you see. Dan gue pikir hari-hari gue lebih sejak lo gak pernah muncul." Jawab Rachel santai.

Sontak mata Roy membulat dan tawa Firly pun pecah sedangkan Max hanya tersenyum tipis.

"Astagfirullah beb! Julid amat mulut lo beb?!!" Ucap Roy seraya mengelus dadanya dramatis.

"Makan." Ucap Max seraya menyodorkan roti yang telah ia buka pada Rachel.

"Makasih." Ucap Rachel saraya menerima pemberiannya dengan senyum tipisnya.

Diam-diam Roy tersenyum tipis melihat keduanya, ia cukup bahagia melihat perubahan keduanya meski ia harus mengorbankan perasaannya sendiri. Tak apa! Demi dua sahabat tercintanya ini.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang