☃️ 45 ☃️

690 44 27
                                        

Setelah belasan jam di atas awan kini Max kembali ke tanah air setelah hampir setahun ia pergi. Mungkin.

Taxi yang ia tumpangi kini pun melesat membelah padatnya lalu lintas ibu kota menuju rumah huniannya yang berada di daerah Tangerang selatan. Ia tak bisa menempati rumah huniannya yang berada di Jakarta. You know lah itu rumah huniannya bersama Rachel. So, dia gak mungkin bisa tinggal disana tanpa gadisnya.

Setelah sampai di apartemennya, Max langsung melempar tubuhnya di atas ranjang dan membiarkan kopernya berada di samping pintu masuk kamarnya. Sungguh ia lelah. Saat hampir saja ia terlelap getaran ponsel miliknya merenggut atensinya.

"Max."

"Hmmm." Jawabnya malas.

"Lo udah nyampe?"

"Hmm."

"Lo tau gak? Firly tetanggaan sama apart kita! Gue seneng banget!!" Ujar Roy antusias.

"Hm."

"Ck! Lo mah! Lama-lama udah kaya sabyan aja lo!" Decak Roy kesal.

"Gue ngantuk Roy! Jet-lag gue!" Kesal Max.

"Ya udah! By!"

Tut tut tut

"Sorry gue cape." Lirih Max sebelum benar-benar terlelap.

•••

Pagi pun kini telah menyingsing menggantikan dinginnya malam namun tak mampu untuk mencairkan bekunya hati seorang Maximilliam.

Max berdiri tepat di depan pagar pembatas balkonnha menikmati mentari pagi di temani secangkir expresso kesukaan Rachel dulu.

Ia pun menghembuskan nafas panjangnya seraya bergumam lirih.
"Untuk yang kesekian kalinya i missing you a lot Ra ..."

Ia pun kembali ke kamarnya mengambil kunci mobilnya. Mobil yang ia pinjam dari jasa rental untuk beberapa hari ke depan selama ia disisni. Dan kini ia melajukan mobilnya menuju ke daerah Jakarta selatan tepatnya ke area pemakaman Tanah kusir yang terletak di Kebayoran Lama, Jakarta selatan.

Honda Jazz berwarna hitam metalic itu pun berhenti tepat di area parkir pemakamam yang di sediakan untuk pengunjung ke makam. Max pun berjalan melewati gundukan-gundukan tanah itu, lumayan jauh dari area parkir. Tempat itu pun senggang hanya ada beberapa peziarah yang berkunjung. Mungkin karena masih pagi, pikirnya.

Langkah kaki nya pun terhenti di depan makam yang sangat ia kenal sebelumnya. Dua makan itu di kubur bersampingan yang di sengaja olehnya. Mungkin supaya lebih mudah saat ia berziarah.

Ia pun berjongkok di depan makam yang sangat ia kenali dulu, sosok gadis yang pernah menemani semasa hidupnya, sosok yang selalu menunjukkan perasaannya dan selalu mencintainya selama hidupnya hingga kini ia telah berpulang ke pangkuanNya.

"Hai! Apa kabar?" Tanya nya dengan suara serak dan paraunya.

"Lama ya gue gak kesini." Kekehnya. "Sorry gue sibuk soalnya." Lanjutnya.

"Makasih udah nemenin gue di masa-masa sulit gue."

Ia pun tersenyum tipis dan menatap nisan itu sendu. "Sorry gue belum tepatin janji gue lagi buat bawa orang yang gue sayang ikut ke makam lo. Sampai sekarang gue masih stuck sama masa lalu. Terimakasih buat cinta dan kasih sayang lo selama ini. Maaf selama ini gue cuma bisa nyakitin lo, tapi lo masih tetep jadiin gue orang yang sepesial di hati lo."

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang