☃️ 9 ☃️

933 71 2
                                    

Hari demi hari telah berlalu, Rachel semakin dekat dengan Roy dan mulai menerima keberadaan Max di hari-harinya. Seperti saat ini Rachel tengah duduk di depan kelasnya menunggu kedatangan Maximilliam. Tak lama kemudian Max datang dengan tergesa-gesa.

"Sorry telat." Rachel hanya menganggukan kepalanya.

"Eh!" Rachel tersentak tiba-tiba Max memegang lengannya dan menariknya, Rachel hanya mengikuti kemana laki-laki itu membawanya pergi.

Keduanya kini berada di tribun lapangan basket. Rachel menatap sekitarnya bingung untuk apa dirinya di bawa ke tempat itu.

"Gue lupa hari ini gue ada latihan basket tapi latihan di undur setengah jam jadi bisa buat belajar bareng lo." Rachel terdiam menatap Max dengan raut yang tak bisa terbaca.

"Kenapa?"

"Hah?!" Max menatap gadis itu bingung. Terkadang ia harus memutar otaknya mencerna perkataan Rachel yang terlampau sedikit bahkan tak sering otaknya tak bisa memahaminya.

"Buat apa lo lakuin ini? Lo bisa latihan ga perlu repot kaya gini." Ujar Rachel membuat Max bingung, dia pun berfikir untuk apa dia melakukan ini. Heh ini bukan dirinya!

Ingatkan bahwa seorang Max adalah orang yang tak punya hati dan tak peduli dengan sekitarnya. Kecuali dia memiliki posisi istimewa di hatinya. Seperti ibu ratu contohnya?!. Hanya wanita itu tak ada yang lain baik papahnya maupun para sahabatnya. Apa mungkin Rachel?!

What the..!! This's imposible!! Batin Max

"Ya... ya gue cuma ga mau lo kecewa. Lagian salah gue yang ga kasih kabar lo dulu." Rachel hanya mengerutkan keningnya, menatap Max dengan pandangan yang tak terbaca.

Heh! Sejak kapan seorang Maximilliam Stone peduli padanya? Bukannya sedari dulu laki-laki itu selalu bertindak semena-mena? Dan berkata tanpa peduli lawan bicaranya? Ingatkan bahwa seorang Maximilliam Stone adalah orang yang tak pernah merasa salah. Apapun yang ia lakukan akan selalu benar. Selamanya seperti itu! Dan sekarang?? Apa dia bilang? Tidak ingin Rachel kecewa?? Dan ia merasa bersalah?

What the__?!!!

Ingatkan dia juga bahwa dialah orang yang berambisi ingin membuat Rachel tersiksa selama dirinya menjadi partner olimpiadenya.

"Udah biasa! Sejak kapan lo peduli sama gue?" Max terdiam dia pun bingung! Heh sejak kapan?!! Ingatkah dulu bahwa dia pernah meninggalkan Rachel di taman sekolah selama sejam sendirian?!

"Gue ga tau! Tapi terserah lo sekarang mau lanjut belajar apa mau nonton gue latihan disini."

"Gue balik aja deh." Jawab Rachel seraya beranjak dari duduknya namun tangannya di cekal oleh laki-laki di depannya itu.

"Kenapa?"

"Maksud lo?"

"Sekarang masih jam belajar kita jadi lo masih ada waktu disini."

"Lo nahan gue?" Max menjadi gelagapan bingung mau jawab apa.

"Ga! Gue cuma nawarin aja."

"Thanks tapi lebih baik gue pulang." Final Rachel seraya melepaskan cekalannya dan berjalan meninggalkan Max yang menatap kepergian gadis itu seraya menggenggam tangan yang di lepas oleh Rachel.

Apa yang baru gue lakuin? Batin Max.

☃️

Rachel berjalan menuju kedai dengan berjalan kaki, Roy? Laki-laki itu tentu ikut berlatih bersama Max karena mereka satu tim yang sama.

Tin tin

Rachel menoleh hingga tampak seorang laki-laki dengan hody abu-abu dan celana lepis hitam selutut berada di atas ninja merahnya dengan helm full facenya membuat Rachel tak bisa mengenalinya. Wajah Rachel menjadi datar saat laki-laki itu membuka helm full facenya.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang