Bugh!!
"Bangsat lo!!"
Bugh
Bugh
Dengan wajah memerah dan nafas naik turun Roy mencengkram kuat kerah kemeja milik Max. Rahangnya mengeras, ia mencoba menetralkan emosinya yang siap meluap kapan saja.
"Lo apa-apaan sih Roy!!" Kesal Max dengan menepis tangannya.
Namun cengkraman itu semakin menguat dan sekali lagi Roy melayangkan bogemannya.
"Lo yang apa-apaan keparat!! Apa maksud lo hah!! Kemarin lo bilang lo menolak mentah-mentah perjodohan ini! Tapi sekarang apa?!!"
"Buat apa gue mati-matian memperjuangkan semuanya kalo akhirnya dia hianatin gue Roy!!"
Bugh
"Tau apa lo soal Rachel hah?!! TAU APA LO!!!"
"GUE JELAS TAU ROY!! Disini gue berjuang mati-matian buat mempertahankan dia! Tapi dia sendiri apa hah? Dia justru selingkuh disana Roy! DIA SELINGKUH!!"
Bugh!
"STOP!!!" Teriak Rina
Dengan susah payah ia berlari mendekati putra semata wayangnya yang tergeletak di tanah dengan wajah yang penuh lebam.
"Kenapa kamu pukulin anak tante Roy?! KENAPA!!?"
Roy terkekeh melihat drama di depannya, ia pun berdiri tegak dengan menatap dingin sahabatnya itu.
"Asal lo tau Max. Rachel sakit. Itu alasan kenapa dia gak bisa lo hubungin. Dan kenapa dia selalu nolak vc lo? Karena dia gak mau lo lihat dia lagi di rawat di rumah sakit. Dan tiga hari yang lalu dia baru bangun dari koma. Lo tau Max? Selama ini dia nutupin semua rasa sakitnya dari semua orang termasuk lo sumber dari rasa sakitnya."
"Maksud kamu apa Roy?" Tanya Rina tak mengerti.
Roy tak menghiraukan pertanyaan Rina dan ia masih melanjutkan kalimatnya.
"Dan lo tau? Setelah bangun dari koma dia justru terbang kemari buat ngasih kejutan lo di hari ulang tahun lo ini."Roy terkekeh dan mengangkat wajahnya menatap langit untuk menghalau air matanya yang telah menggenang di pelupuk mata. "Tapi justru dia yang dapet kejutan dari lo. KALO GUE TAU LO TUNANGAN GUE GAK AKAN PERNAH NGIZININ DIA BALIK KESINI MAX!! GAK AKAN!!"
Luruh sudah pertahannya, di depan sahabatnya ia menangisi nasib pujaan hatinya, sungguh ia menyesal memberi kesempatan itu lagi pada sahabatnya.
"Gak usah ngarang lo!" Sarkas Max.
"Ngarang lo bilang? Lo lihat sendirikan gimana fisik Rachel tadi hah? Bahkan dia pingsan dengan darah yang mengalir dari hidungnya di depan mata lo sendiri kan?!! GUE NYESEL MAX!! GUE NYESEL KASIH LO KESEMPATAN LAGI!!" Teriaknya dengan nafas memburu.
"Dan satu hal yang harus lo tau salah satu sakit yang di deritanya semua karena nyelamatin lo empat tahun yang lalu! Dan setelah ini jangan harap lo masih bisa ketemu sama dia lagi."
"Maksud lo apa Roy? Dan kalo dia sakit kenapa lo gak bilang kalo Rachel sakit?" Lirih Max dengan menatap bingung sahabatnya itu.
Roy terkekeh dan menatap remeh sahabatnya itu. "Sebenernya gue udah males ngomong sama lo! Tapi demi Rachel gue bakal cerita sedikit ke lo. Dua hari sebelum dia sadar gue gak sengaja ketemu Kenan di rumah sakit. Sisanya gue gak bakal ceritain ke lo."
"Kenapa?"
"Lo PIKIR SENDIRI BANGSAT!! Lo bilang cinta sama dia! Tapi lo sendiri cuma bisa nunggu kabar dari dia tanpa mencari tau kebenarannya! Lo tau? Perlu berhari-hari buat gue dapetin informasi tentang Rachel yang terbaring lemah di atas bangkar sampai dia sendiri yang cerita ke gue itu pun malam sebelum dia berangkat kesini. Lo tau seberapa antusiasnya dia buat kasih lo kejutan? Dia bahkan rela ngorbanin tubuhnya sendiri yang lemah cuma buat ngerayain ulang tahun lo ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END]
Fiction générale#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 1 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕱𝖎𝖐𝖘𝖎 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖏𝖆 𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓢𝓽𝓸𝓷𝓮 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 (𝑺𝑭𝑺) 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. "Kalo gue ga keras kepala gue ga mungkin masih hidup sampe sa...