☃️ 43 ☃️

510 49 31
                                    

Wahai para raiders gue nulis setiap part lebih dari 2000 kata menghabiskan waktu berjam-jam untuk sebuah karya yang kalian baca mungkin cuma 5 menit. Dan bisakah dari 5 menit itu kalian luangkan 1 detik untuk memberikan VOTE untuk menghargai karya autor? Please lah bantu cuma minta VOTE doang kok biar semangat up nya sama ngetiknya!

Oke happy reading! Jangan lupa pencet bintang ☆ di pojok kiri!!

__________________

Pria paruh baya itu kini memasuki ruang inap putrinya, setelah kepergian sang putra ia meminta izin kepada mantan istrinya itu. Wanita itu masih terlihat cantik sam seperti belasan tahun yang lalu.

Kini ia menatap sendu putri semata wayangnya itu. Ada rasa penyesalan yang bersarang di hatinya, penyesalan yang tak akan pernah bisa mengembalikan keadaan. Mungkin jika putrinya melihat ia disini sudah pasti ia akan di usir dengan cacian dan makian dari bibir mungilnya itu.

"Kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik dan kuat seperti mamah kamu sayang. Kamu gadis terhebat yang papah punya sayang. Kamu anak papah, putri papah satu-satunya. Maafkan papah yang udah misahin kamu dari mamah dan saudara kamu. Maafin papah juga yang udah buat kamu menderita di istana kita. Maafin papah sayang ... maaf ...

Maaf selama ini papah di butakan oleh permainan wanita itu dengan anaknya. Maaf karena keegoisan dan ketamakan papah kamu menjadi korban yang paling terluka dan menderita sayang... maaf..." ujar Bram dengan mencium punggung tangan yang terasa dingin itu.

"Kamu harus bertahan sayang, kamu harus hidup. Andai papah bisa akan lebih baik papah yang menggantikan posisi kamu sekarang sayang... kamu harus hidup dan membalaskan semua rasa sakit kamu selama ini pada orang-orang yang telah membuatmu menderita sayang ... dan itu termasuk papah ...

Hukum papah Ra! Hukum papah! Kamu boleh nampar papah, mukul papah seperti dulu yang pernah papah lakuin ke kamu sayang... ayo bangun dan lakukan itu Rachel! Bahkan kamu boleh bunuh papah kalo itu bisa buat kamu maafin papah sayang... hanya kamu yang boleh bunuh papah nak... hanya kamu!

Kamu putri papah yang kuat! Kamu gak boleh nyerah! Kamu harus hidup dalam kurun waktu yang lama. Kamu putri papah, papah tau putri papah itu kuat! Jadi harus bertahan oke!" Ujarnya seraya mencium lama kening putrinya.

Mata yang sedari tadi sendu kini menggelap, menampakan bahwa kini ia tengah menahan emosinya. Namun dengan lembut ia mendekati telinga putrinya dan membisikan kalimat pendek pada putrinya.

"Papah janji akan tebus semua penderitaanmu sayang dan membalaskan semua rasa sakitmu selama ini."

•••

Brakkk

Dengan rahang mengeras dan mata yang menggelap serta langkah tegasnya. Bram, pria paruh baya itu menendang keras pintu rumahnya membuat para pelayan dan penjaga rumah menatap ngeri majikannya itu.

Dengan tergesa-gesa wanita paruh baya itu mendekati sumber kerusuhan, seketika langkahnya membeku menatap sang suami yang menatapnya tajam bak predator yang tengah mengintai mangsanya. Ia hanya bisa meneguk kasar salivanya, menerka-nerka apa yang telah terjadi.

Bram masih berdiri beberapa meter dari sang istri yang telah menemaninya belasan tahun setelah perceraiannya dengan mantan istrinya dulu. Karena wanita itulah ia bercerai dengan istrinya, karena dialah ia berpisah dengan putra sulungnya, karena dialah putri bungsunya harus tersiksa di istananya sendiri. Dan karena dia dan anaknya ia menjadi pria kejam yang tega melukai anaknya sendiri bahkan dengan tanpa perasaan ia mengusir putri semata wayangnya itu.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang