☃️ 34 ☃️

550 40 9
                                    

Dengan tekat kuat Max melangkah kan kakinya untuk menemui pujaan hatinya tak perduli dengan penolakan yang akan ia dapatkan nanti, bahkan dia telah menyiapkan hati dan telinganya untuk di caci maki.

"Gue sayang lo Ra." Gumamnya tepat di depan pintu kamar inap Rachel, ia pun menghembuskan nafas beratnya.

Ceklek

"Assalamu'alaikum."

Sunyi, tak ada jawaban. Ruangan itu pun nampak kosong dan ia mulai mengedarkan ke seluruh penjuru ruangan termasuk mencarinya ke dalam toilet yang tersedia di kamar tersebut namun nihil. Tak ada siapapun di kamar itu.

"Ra! Rachel!" Seru Max dengan memutari ruangan itu.

"Lo kemana sih? Suka banget buat gue khawatir." Gumamnya.

Tak menemui titik terang ia pun mulai putus asa, berkali-kali ia menghubungi nomornya namun tidak aktif. Akhirnya ia pun memutuskan untuk menghubungi Kenan dan duduk di tepi ranjang.

"____"

"Rachel bareng lo?"

"____"

"Kamarnya kosong."

"____"

"Gue serius! Emang nada gue bercanda gitu?"

"____"

Dengan jengah Max mendengar ocehan dari seberang sana hingga matanya melihat ujung kertas yang tertutup oleh bantal, tanpa berpikir panjang ia langsung mengambilnya.

Hay semuanya.
Emmm sebelumnya Key mau minta maaf karena ga pamit kalian terlebih dahulu.
Key memutuskan buat pergi ke jakarta terlebih dulu. Key pergi dulu ya! Nanti kalian nyusul.
Key pengin menyendiri.
Maaf.

See you there!

With Love, Your angel
Rachel K.A.

"Gue tau Rachel dimana." Ujar Max seraya memandang lekat kertas itu.

"____"

"Jakarta."

Sambungan langsung terputus saat Max mengucapkan satu kata itu dan bergegas meninggalkan ruang inap itu.

Drrt drrt drrtt

"Lo dimana?"

"____"

"Temuin gue di cafe biasa."

•••

"Sorry telat."

"Hm." Gumam Max yang masih setia menatap layar ponselnya.

"Apa kabar lo setelah ngilang beberapa minggu?" Kekehnya.

"Buruk."

"Kenapa lagi? Rachel?"

"Iya. Dia udah ingat semuanya." Lirihnya.

"Seriusan lo? Terus! Terua gimana?"

"Dia masih belum mau maafin gue dan sebelum dia ingat kita sempat berantem lagi."

"Kok bisa?!!"

Max hanya menghela nafas panjang seraya memijat pelipisnya dan mulai menceritakan semua kejadian selama beberapa minggu terakhir yang membuatnya merasa terbebani.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang