Setelah acara melamar secara pribadi tadi di Central Park, kini keduanya tengah berjalan di langit yang mulai menggelap.
Banyak hal yang mereka bicarakan, entah mengapa ketika bersama ada rasa yang semakin membuncah meski hanya dengan membicarakan perihal apa yang mereka lakukan sehari-hari ketika mereka sedang melakukan kesibukannya masing-masing.
Cukup lama mereka berjalan dari halte bus menuju gedung apartemen Rachel. Dan semenjak ia kembali pun ia masih berih kukuh menolak tinggal bersama keluarganya di mansion.
"Malam ini siapa yang bakal nemenin kamu di apart?"
Rachel menggedikan bahunya acuh.
"Emm gak tau. Kenan mungkin. Kenapa? Mau nginep?""Apart kamu cuma dua kamar ya! Males kalo tidur bareng dia."
"Why?"
"Kembaran kamu rese yang!" Adunya.
Rachel hanya terkekeh. Bukan hal baru jika kekasihnya itu tak bisa akur dengan kembarannya. Ia akui jika kembarannya itu sangat tengil dan menyebalkan but bagaimanapun dia satu-satunya saudara sedarahnya. She is love him!
Lift berdenting berhenti di lantai hunian tempat tinggal Rachel, keduanya masih berjalan dengan tangan yang masih saling bertautan. Rachel membulatkan matanya setelah membuka pintu apartemennya saat melihat sosok yang tak asing tengah tersenyum padanya.
"Mamah? Papah?" Sambut Max seraya mendekat ke arah keduanya.
Rina langsung memeluk putra semata wayangnya sebentar kemudian memeluk sayang calon menantunya itu. Daniel pun memeluk sebentar dan menepuk punggung putranya bangga.
"Mamah kapan nyampe? Kok gak ngabarin?" Tanya Rachel seraya membalas pelukan wanita paryh baya itu.
"Tadi pagi. Supraise dong!"
"Gimana? Sukses gak?" Bisik Daniel pada putranya.
"Pasti dong! Lihat tuh cincin udah nyangkut di jari manisnya." Jawab Max bangga dengan berbisik pula.
"I am proud of you son!"
"Harus!"
Keduanya pun terkekeh bersama. Berbeda dengan Rina yang masih memeluk lengan Rachel seraya menuntunnya untuk ikut bersama duduk di sofa.
"Mama sama papa cuma berdua? Yang lain mana?" Tanya Rachel bingung. Pasalnya tadi sebelum ia dan Max pergi semua yang hadir masih tidur.
Ia dan Sofia tidur di kamarnya sedangkan Tania dan Firly tidur di kamar samping. Sisanya Max, Roy dan Kenan tidur di depan ruang tv.
"I am here darling." Ujar Sofia seraya membawa camilan.
"Mamah sendiri? Yang lain kemana?"
"Kenan masih tidur di kamar. Firly sama Roy udah balik ke apartemennya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END]
General Fiction#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 1 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕱𝖎𝖐𝖘𝖎 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖏𝖆 𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓢𝓽𝓸𝓷𝓮 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 (𝑺𝑭𝑺) 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. "Kalo gue ga keras kepala gue ga mungkin masih hidup sampe sa...