☃️ 17 ☃️

890 61 0
                                    

Tin tin

Suara klakson menghentikan kaki mungil seorang gadis berseragam lengkap dengan tas gendong di punggungnya. Alisnya menukik tajam kala deru motor berhenti tepat di sampingnya.

"Ngapain?"

"Jemput pacar dong." Kekeh cowok itu.

"Sejak kapan jadi narsis gini?"

"Cuma sama lo doang Ra."

"Gombal!"

"Serius! Cepet naik."

Rachel hanya mengangguk samar dan langsung mendudukan dirinya di belakang Max. Namun keduanya masih bergeming dan motor pun masih stay di tempatnya.

"Kenapa gak jalan?" Tanya Rachel.

Bukannya menjawab Max malah menarik kedua tangan Rachel dan membawanya ke perutnya untuk memeluknya.

"Biar gak jatuh." Ucap Max.

"Modus!" Kekeh Rachel seraya memukul pelan punggugungnya.
"Padahal baru sehari lo." Lanjutnya.

"Simulasi biar lo gak kaget nantinya."

"Maksud lo?"

"Cerewet!" Ucap Max seraya membawa kembali tangan Rachel untuk melingkar di perutnya dan segera menjalankan motornya.

Rachel hanya mencebik kesal membuat Max terkekeh di balik helm full facenya dan sesekali melihat gadisnya dari kaca spionnya.

Ducati hitam kini memasuki pekarangan sma Galaxy dan menjadi sorotan warga sekolah yang melihatnya. Bukan! Ini bukan karena ducatinya tapi karena siapa penunggangnya. Sosok yang sering kali terlihat seperti tom-jerry kini seperti sepasang romeo-juliet meski beberapa kali mereka tampak akur di beberapa waktu namun tetap saja keduanya adalah sosok seperti magnet dengan kutub yang sama yang akan saling tolak menolak. Dan semua juga tau jika si tampan adalah sosok dingin tak tersentuh membuat siapa saja tak kuat dengan aura intimidasinya dan jangan lupakan sosok gadis cantik itu adalah sosok anti sosial yang jauh lebih dingin dari cowok tersebut hingga siapapun marasa sulit untuk membangun komunikasi dengannya. Wajah datar dan tatapan tajamnya membuat siapapun tak nyaman jika harus berhadapan dengannya.

"Makasih." Ucap Rachel tulus.

Max hanya terdiam dan menatapnya dalam seraya merapihkan rambut Rachel ke belakang telinganya seraya tersenyum tipis membuat para kaum hawa di sekitarnya memekik histeris melihat keuwuan sepasang sejoli ini.

"Gue anter ke kelas?"

"Gak usah!"

"Kenapa?"

"Cukup disini aja lo buat geger sekolah Max. Gue gak suka jadi pusat perhatian."

"I don't care babe. I just wanna tell them if you are mine Rachel Keyla Adderson."

"And you get it now possesive boy!"

"Yes i am." Kekeh Max membuat Rachel memutar bola matanya malas dan berlari kecil meninggalkannya.

Jika kalian berfikir gadis itu akan baper atau sejenisnya maka kalian salah. Ingatkah bahwa dia telah terbiasa dengan kalimat-kalimat itu semenjak Roy hadir di kehidupannya. Meski Max adalah kekasihnya namun sebisa mungkin ia ingin terlihat biasa saja meski tak bisa ia pungkiri ada gelenjar aneh di dadanya. Ia hanya tak ingin jika suata saat nanti terjadi sesuatu pada hubungannya ia tak ingin jatuh dan sakit terlalu dalam. Cukup di masa lalu ia banyak mengambil pelajaran di kehidupannya tak peduli itu tentang keluarganya, persahabatannya dan kisah cintanya.

Max hanya tersenyum kecil melihat kepergiaanya dan kini ia memutuskan untuk pergi ke rooftop sembari menunggu bel masuk yang masih cukup lama. Kini hanya ada 2 sosok laki-laki yang terdiam menatap hamparan langit dari ketinggian rooftop sma Galaxy yang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang