☃️ 51 ☃️

464 39 4
                                    

Jangan lupa vote komen and share!

Tandai typo!

Happy reading!

•••

"Gue ngantuk, kalo lo mau nginep tidur aja di samping gue soalnya kamar sebelah ada Kenan. Tapi kalo lo mau pergi jangan lupa matiin lampu kamar dan tutup pintunya."

Sekertika Firly menjadi berang menatap kesal sahabatnya itu. "Lo ngusir gue?!!"

"Enggak. Coba lo cerna baik-baik kata-kata gue! Gue cape! Gue gak mau debat."

Kepalang kesal, pun langsung keluar dari kamar Rachel dan membanting pintu dengan keras. Dan Rachel pun kembali terisak di dalam selimutnya.

"Maaf..."

•••


Sedari tadi Rachel gelisah di tempat pembaringannya hingga malam semakin larut. Baru saja ia terlelap, seseorang masuk menyelinap ke kamarnya. Sosok itu menatap Rachel dalam dan mengusap sayang pipi lembut gadis cantik itu. Kemudian di cium keningnya dan ikut merebahkan dirinya di samping Rachel seraya memeluknya erat.

Merasa terusik, pun Rachel membuka kedua matanya menatap tak percaya siapa yang berada di depan wajahnya dengan jarak yang teramat dekat bahkan ia pun bisa merasakan aroma mint yang menyeruak dari nafas laki-laki di depannya ini.

Lagi, air matanya meleleh di buatnya  tak bisa di pungkiri dia masih sangat mencintai sosok yang tengah terlelap di depannya tapi ia pun tak bisa membohongi dirinya jika ia pun kecewa dan terluka karenanya. Lagi. Tanpa sadar ia mengeluarkan isakan kecil yang sedari ia tahan mati-matian.

"Maaf." Gumam Max seraya mengeratkan pelukannya.

Rachel pun mendorongnya kuat dan mencoba untuk bangkit namun ia kembali terjatuh ke dalam pelukan Max.

"Jangan pergi." Lirihnya lagi.

Rachel pun memukul dadanya brutal untuk meluapkan semua rasa sakit hatinya. Dan Max adalah orang yang tepat karena dialah dalang dari rasa sakitnya. "MAU LO APA SIH!!"

Membiarkan tubuhnya menjadi samsak hidup, Max tak merasakan sakit apapun karena melihat Rachel menangis jauh menyakitkan di banding apapun terlebih karenanya.

"Maafin aku... dan jangan pernah pergi lagi."

Dengan sekuat tenaga Rachel mendorong tubuh Max hingga ia bisa lepas dari dekapannya dan langsung berdiri menatapnya nyalang.

"Untuk apa? Lo gak bisa egois! Lo udah ada dia! Lo mau nikah sama dia dan sekarang lo cuma mantan gue!"

Dengan tatapan sendu, Max menggeleng ribut menolak asumsi Rachel. "Gak akan ada kata mantan di antara kita! Selamanya aku gak akan jadi mantan kamu. Dan jika ada pernikahan di dalam hidupku, aku pastiin itu cuma sama kamu." Jawab Max tegas.

"Bulshit!!! Terus kemarin apa hah?!! Lo bentak gue! Bohongin gue! Dan lo gak ngelak saat dia bilang calon istri lo! Bahkan lo gak ngejar gue dan gak hubungi gue setelahnya?!! So, seperti yang kemarin gue bilang jangan.pernah.cari.gue.lagi. KITA PUTUS!!!" Seru Rachel kemudian berlari meninggalkannya.

Namun langkahnya harus terhenti saat Max memeluknya erat dari belakang.

"Don't leave me baby."

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang