☃️ 50 ☃️

484 39 19
                                    

Jangan lupa vote
Ramein sama komenan kalian
Dan bantu share ya!

Happy reading!
_______________

Di bawah langit Jakarta menjadi saksi pertemuan dua insan yang saling membenci kemudian saling mencintai. Dua insan yang berkali-kali di pisahkan oleh keadaan kini kembali di satukan oleh alam.

Cinta yang cukup rumit, sama-sama ingin bertahan namun takdir mengharuskan terjadinya perpisahan dan takdir pula lah yang kembali menyatukan.

Kini di bawah langit New York, dua insan itu kembali merajut kasih. Tidak hanya mereka bahkan orang-orang yang berperan penting dalam hidup mereka pun merasakan hal yang sama.

"Akhir pekan doble date kuy." Ajak Roy yang tengah mengupas kacangnya.

"Gue sih oke aja. Kamu gimana yang?" Tanya Max pada kekasihnya.

Rachel yang sedari tadi tengah berbincang dengan Firly pun menoleh dan menganggukan kepalanya.

"Tapi emang Firly masih disini? Ini udah hampir sebulan lo disini emang lo liburan disini sampe kapan?" Tanya Rachel pada sahabatnya.

Firly hanya menunjukan cengirannya. "Sebenernya gue kerja disini ngurusin cabang perusahan papah yang disini."

Semua pun menatap Firly horor, sementara yang pelaku hanya meringis seraya mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Kenapa lo gak pernah cerita?" Tanya Roy dengan tatapan intimidasinya.

"Kan lo gak pernah nanya." Jawab Firly dengan wajah polosnya.

Firly pun memekik saat Rachel mencubit gemas lengannya.

"Sakit Ra." Adu Firly.

"Lo nya sih ngeselin! Dan sejak kapan lo pegang perusahaan bokap lo? Lo aja nyantai jarang keluar apalagi ke kantor." Tanya Rachel dengan memincingkan matanya.

"Mwehehe sebenernya gue ikut sistem rapat online kecuali kalo bener-bener mendesak gue baru ke kantor, masalah kantor di pegang sama Boy asisten sekaligus sekertaris gue dan datengin gue kalo butuh tanda tangan doang dan kalo mo ketemu klain penting dan rapat penting kayak rapat direksi contohnya."

Rachel dan Max hanya menganggukkan kepalanya, beda dengan Roy yang tiba-tiba muram.

"Lo deket sama Boy?" Tanya Roy dengan tatapan tajamnya.

Firly hanya meringis melihat tatapan itu. "Lumayan karena kita jarang ketemu dan ngomong kecuali masalah pekerjaan. Dia tipe cowok dingin gitu."

"Oh."

Max hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Roy yang posesif tidak ingatkah dia bahwa tidak ada status pasti di antara mereka. Sementara Rachel menatap jahil Roy.

"Cieee ada yang panas tapi bukan api. Kiw kiw." Goda Rachel.

"Makanya di kasih status yang pasti dong biar punya hak buat cemburu." Imbuh Max.

"Di gantungin mulu sih, kalah start kan sama rival. Bisa-bisa tiba-tiba ngasih lo surat undangan. Mak jleb gak tuh." Sambung Rachel.

Merasa berang pun menatap Firly dengan tatapan yang sulit di artikan. "Fir ayok pacaran." Ujar Rey seraya berdiri, setelahnya ia pergi meninggalkan ruangan itu.

Tawa Rachel dan Max pecah, sementara Firly hanya tersenyum kecut menatap kepergiannya.

"Sabar ya Fir, si doi gerogi tuh." Goda Max

"Cie yang udah taken." Sambung Rachel.

"Apaan sih Ra, dia cuma becanda doang. We are just friends no more." Jawab Firly dengan senyum getirnya.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang