☃️ 38 ☃️

660 41 0
                                        

Ayo vote di awal!

.
.
.
.

Happy Reading
—————

Max POV.

Antara sedih dan kecewa. Mau marah tapi gak bisa. Ya itu yang lagi aku rasain sekarang. Berhari-hari aku harus berkutat dengan laptopku, menghabiskan waktu luang ku dan begadang setiap malam. Tapi sekarang? Semuanya menghilang.

Berkali-kali ponsel ku berbunyi, panggilang dari Rachel aku hiraukan dan pesan darinya pun ku biarkan tanpa membukanya. Yang sekarang aku pikirkan cuma apa bisa aku selesain skripsi dalam satu minggu ke depan? Jelas itu tidak akan pernah mungkin di tambah aku harus mengejar semua mata kuliah ku supaya lulus lebih awal.

Tepat pukul satu dini hari aku pulang. Pemandangan pertama kali yang aku lihat adalah Rachel yang sedang tertidur dengan posisi duduk di sofa tapat menghadap pintu. Sepertinya dia ketiduran menungguku pulang. Karena tak tega untuk membangunkannya, aku pun menggendongnya menuju kamarnya.

"Max maaf." Gumamnya.

Aku hanya menghembuskan nafas berat dan mengusap kepalanya sayang.

"Kepikiran banget yah? Sampe ngigau gini." Lirihku.

Setelah terdengar dengkuran hangusnya aku pun mencium keningnya sebelum pergi ke kamarku.

"Maaf udah ninggalin kamu seharian, i love you." Bisik ku.

Max POV end.

•••

Setelah begadang semalaman kini Max pergi pagi-pagi buta dan di pagi ini di suasana kampus yang masih lenggang dia sudah duduk manis di pojok kelas dengan laptop yang sudah menyala di depannya.

"Woy Max! Tumben lo, pagi-pagi udah di kampus?"

"Ngetik ulang skripsi lagi Lex." Jawabnya lesu.

"Kenapa buru-buru banget sih?"

"Gue ngantuk banget sumpah! Gue mau tidur bentar ya! Nanti kalo dosen masuk bangunin gue oke!"

"Masih lama loh masuknya, kenapa gak tidur di apart aja sih?"

"Disana terlalu nyaman. Bisa-bisa gue gak bangun sampe sore." Kekehnya.

"Kok bisa?"

"Kepo lo kayak dora!"

Alaex hanyq mendengus kesal, sementara Max sudah menelungkupkan kepalanya di atas meja dan membiarkan laptopnya di meja temannya itu. Belum sampe 30 menit ia menelungkupkan kepalanya dia harus terganggu dengan getaran ponselnya.

"Shit!!" Umpatnya

Dia pun langsung mengeluarkan ponselnya dari ponselnya tanpa melihat siapa yang menelfonnya.

"Hallo." Jawabnya dengan suara seraknya.

"Max kamu dimana?"

"Kelas." Jawabnya dengan masih setengah sadar.

"Kamu tidak ingin saya acc skripsi mu hah?!!" Serunya dari seberang sana.

"Apa?" Pekiknya seraya melihat id penelfonnya dengan membulatkan matanya tak percaya.

"Sorry sir, saya baru bangun tidur. Saya ketiduran di kelas."

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang