"Roy mana?" Tanya Steven.
"Ga tau tadi dia bilang mau ke kantin bentar." Jawab Wildan.
Sedangkan Max hanya terdiam seraya menyenderkan dirinya di pembatas rooftop dengan meneguk minuman kalengnya.
"Lo kenapa Max?" Tanya Steven.
"Gue?"
"Iya dari tadi lo ngelamun terus. Ada apa?"
"Ga papa."
"Hello everybody." Sapa Roy.
"Kemana aja lo?" Tanya Steven.
"Kenapa? Kangen ya..???" Tanya Roy seraya mengangkat kedua alisnya.
"Najis!"
"Hahaa, b aja tuh muka! Abis beli ini." Jawab Roy seraya mengangkat satu kantong plastik yang berisi makanan. "Ama habis nyari ayang bebeb gue btw." Lanjutnya.
Semua reflek menoleh kearah Roy tak terkecuali Max.
"Garcep bener lo?! Lo serius suka sama dia?" Tanya Wildan.
"Heh! Udah seratus kali kalian nanyain itu dan jawabannya tetep YA! Lagian siapa sih yang ga suka sama cewe secantik dan seimut dia."
"Gue ga suka lo deketin dia." Ujar Steven seraya melenggang pergi.
"Lo juga udah ngomong kek gitu yang ke seratus kali dan jawabannya masih sama Ven!" Sahut Roy dengan meninggikan suaranya.
Max yang sedari tadi hanya diam kini ia bangkit dan pergi tanpa sepatah katapun. Dan kini hanya tinggal Roy dan Wildan yang masih stay di tempatnya.
"Well gue ga salahkan? Nyatanya kita semua jatuh kedalam pesona inner beauty nya. Walaupun ga bisa bohong kalo dia juga good looking meski selalu berekspresi datar." Ucap Roy seraya meneguk minumannya.
Max terus melangkah tanpa sadar kakinya kini berhenti di depan kelas Rachel yang membuatnya ia sendiri pun bingung.
"Nyari siapa ka?" Tanya salah satu anak kelas.
"Rachel ada?"
"Oh Rachel ga masuk kak." Max pun bingung karena kemarin terahir ia bertemu gadis itu nampak baik-baik saja. "Kenapa kak?" Lanjutnya
Max hanya menggelengkan kepala kemudia pergi tanpa sepatah kata pun
"Huhh untung ganteng!" Gumamnya.
Max terus berjalan ke arah taman dan menyenderkan tubuhnya di bangku taman seraya menghela nafas panjang.
"Woy! Sendirian aja lo!" Max hanya menoleh dan menatapnya malas.
"Nape lu? Hayo mikirin sape lu?! Mikirin Rachel ya?!!" Goda Roy"Ngapain?! Ga penting!!"
"Ngelak aja terus! Jangan nolak kenyataan terus nanti jatuhnya lo yang nyesel.
"Maksud lo?"
"Pikir aja sendiri IQ lo kan tinggi!" Jawab Roy kemudian berjalan meninggalkan Max yang bingung mencerna kata-katanya.
☃️
"Max! Ada masalah?" Tegur pak Rian.
"Maaf pak."
"Dua minggu lagi turnamen, kamu harus fokus!"
"Siap pak!"
"Ya sudah semuanya untuk hari ini latihan kita cukup sampai disini." Pamit pak Rian dan semua pun bubar di ikuti Max yang berjalan ke arah tribun dan meneguk habis minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END]
Fiksi Umum#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 1 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕱𝖎𝖐𝖘𝖎 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖏𝖆 𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓢𝓽𝓸𝓷𝓮 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 (𝑺𝑭𝑺) 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. "Kalo gue ga keras kepala gue ga mungkin masih hidup sampe sa...