66. Sebelum negara api menyerang(?!)

960 127 139
                                    

Holaaa
Gimana kabar kalian?
Kangen Vii tidak? Hehe😗
Happy reading semuanya:3
.

.

.

Xiumin yang lagi meriksa laporan pengeluaran dana nguap lebar -entah karena ngantuk atau bosen, yang pasti sih bukan karena kekurangan kasih sayang. Dia nguletin badannya yang pegel luar biasa gara-gara kebanyakan duduk. Dia liat jam ditangannya ternyata udah jam 18.39.

Dia natap tumpukan berkas di depannya yang masih menggunung. Alamatnya lembur lagi. Padahal dia lagi pengen tidur awal.

Gini nih derita jadi CEO sekaligus Chairman di satu waktu. Tugasnya ngalir terus. Tadinya sih dia mau ngundurin diri aja diri jabatan CEO terus netap jadi Chairman. Tapi kata Dewan-dewan Direksi sama pemegang saham yang lain mending dia aja, karena ya emang dia paling cocok di posisi itu. Yaudah Xiumin nurut aja. Toh dia juga belum nemu nemu alasan yang bagus selain mager ngerjain berkas yang bertumpuk.

Dia beresin berkasnya buat dibawa pulang terus keluar dari ruangan yang bagus sih bagus, bahkan ada kamar di samping yang mirip kamar hotel super mewah, tapi sayangnya dia nggak betah. Dia lebih betah di rumah yang meskipun berisiknya kayak balai desa yang lagi ngadain pembagian sembako gratis, tapi dia tetep bisa tidur nyenyak.

Dia jadi keinget waktu dia masih SMP dulu, waktu itu dia sama sibuknya sama sekarang bahkan lebih, bukan ngurusin kantor pastinya, tapi ngurus anak-anak monyet yang kelakuannya kayak belut kurang air alias nggak bisa diem.

.

.

.

Xiumin, Jin, Suho sama Yoongi turun dari mobil yang biasa dipake anter jemput mereka ke sekolah.

Iya, mereka baru aja pulang sekolah, lengkap sama sakit kepala juga badan lemes karena tadi Jin sama Xiumin ada ulangan bahasa Inggris plus kimia dadakan, dilanjut mapel ke-3 yang nggak kalah seremnya yaitu fisika. Sementara Yoongi dan Suho ada praktek olahraga plus ulangan Biologi dadakan. Mana hari senin lagi.

Beuh makin benci aja mereka sama hari senin.

"Pak Daus, mony- Adek-adek saya yang lain udah dijemput kan?" Tanya Jin sama Pak Daus, supir pribadi kalian pas masih di Bandung.

"Udah Den, tenang aja."

"Yaudah, makasih ya Pak."

"Iya Den sama-sama."

Mereka berempat jalan dari parkiran ke rumah sambil ngobrol santai -parkirannya emang kepisah sama rumah.

"Apa nanti monyet-monyet itu kita daftarin aja SMPnya ke SMP kita? Biar baliknya bareng, terus bisa kepantau juga." Saran Xiumin.

Ngomong-ngomong Jin sama Xiumin udah kelas 8 alias udah 13 tahun lebih -mereka masuk SD umur 6 tahun, sementara Suho sama Yoongi 12 tahun alias udah kelas 7.

SMP mereka jaraknya lumayan jauh dari SD mereka dulu dimana Adek-adeknya juga sekolah di situ, plus jam pulang yang beda bikin mereka nggak bisa balik bareng lagi.

Jin ngangguk setuju. "Setuju sih, atau kalau bisa kita cari sekolah yang ada TK, SD, SMP, SMA, sama kampus biar enak pulang perginya."

"Urus aja lah, gue mah ikut aja." Sahut Suho.

"Huh, gini nih derita punya emak bapak kayak kucing semua, nganak teros." Yoongi buka pintu utama sambil misuh-misuh diikutin Jin, Xiumin, sama Suho di belakangnya.

"Abaanngg!! Kue kacang?" Kamu yang emang udah nungguin mereka balik dari setengah jam yang lalu langsung meluk kakinya Xiumin. Karena tadi sebelum mereka berangkat sekolah, kamu udah nitip kue kacang ke mereka.

16 Brothers√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang