10. Family (Spesial chapter)

4.9K 351 20
                                    

Jadi ceritanya ini lagi flashback gitu.

Ting tong

Ting tong

Tok

Tok

Tok

Bocah 10 tahun beda bulan itu, Xiumin sama Jin yang lagi sibuk ngurusin kesekian adeknya denger pintu mansion diketuk. Yaiyalah diketuk masa di dobrak.

"Jin. Sana kamu yang buka pintu." Jin ngangguk lalu jalan ke pintu masuk.

Pas pintu dibuka betapa terkejutnya Jin sampai mulutnya ternganga. Yaelah bahasanya.

"MAMIH!!! PAPIH!!! MAMAH!!! PAPAH!!!" Teriak Jin kaget liat ke-4 orang tuanya ada di depan pintu sambil senyum.

"Aduh. Anak Mamih makin ganteng aja. Yuk masuk."

Jin ngangguk lucu sambil senyum manis ngikutin orang tuanya. Seneng banget dia. Udah hampir setahun orang tuanya nggak datang kerumah.

Terakhir kali mereka datang mereka cuman nitipin Jimin, Taehyung sama Kai yang sekarang lagi ribut di ruang keluarga terus pergi setelah nginep beberapa hari.

Ada perasaan rindu di hati Jin tapi rasa rindu dan seneng tadi terganti sama ingatan Jin tentang minimnya kasih sayang orang tua yang dia dan Adik-adiknya dapatkan.

Kok tiba-tiba perasaan Jin nggak enak ya? Pasalnya Mamih, Mamah, sama Papihnya kayak bawa apa gitu di gendongan mereka.

Pas udah sampe ruang keluarga bisa diliat keadaan yang kacau balau. Banyak bocah-bocah yang lari sana lari sini. Teriak sana teriak sini.

Persis kayak TK.

Dan bisa dilihat kalau Xiumin, Yoongi, Lay, Baekhyun sama beberapa bocah yang umurnya 7+ lagi ngurusin para adik mereka.

Bukannya mereka nggak sanggup bayar baby sitters. Tapi Xiumin dan Jin sendiri yang nolak. Mereka mau urus Adik mereka sendiri. Mereka cuman minta maid buat bersih-bersih rumah sama jagain Adik-adik selagi mereka sekolah.

Mereka nggak mau kalo nanti Adik-adik mereka jadi anak manja dan nggak nurut sama mereka karena ngerasa ditelantarin.

Memang untuk ukuran bocah-bocah 10 tahun, Jin sama Xiumin bisa dibilang punya pikiran yang dewasa.

"Eh. Mih, Pih, Pah, Mah. Ngapain kalian kesini?" Tanya Xiumin tanpa minat. Dia bukan nggak kangen sama orang tuanya. Tapi dia kecewa aja. Masa anak segini banyaknya ditelantarin. Kan dia juga punya hati.

"Xiuminie. Kamu nggak kangen kami?" Tiffany, Sunny, Yesung sama Donghae duduk di sofa ruang keluarga.

Hati mereka tenang pas liat anak-anak mereka. Walaupun ada rasa sakit tersendiri karena dah ninggalin mereka yang jelas masih butuh kasih sayang dan perhatian.

"Nggak. Mau ngapain kalian? Mau nambah adik lagi? Oh taro aja di sofa Adiknya. Nanti Xiumin sama yang lain bakal jagain kok. Kami nggak bakal ninggalin mereka walaupun tanpa orang tua."

Deg..

Hati mereka berempat mendadak sakit ngedenger omongan Xiumin. Ternyata anak mereka ini sangat membenci mereka.

Mereka berusaha mengalihkan pembicaraan. "Xiuminie lihat. Kamu punya 3 Adik lagi. Kamu mau lihat?"

"Apa nggak cukup kalian bikin kami sakit hati sampe nambah Adik lagi? Cih." Yoongi bersedih kesal sambil puk puk Dio.

Deg..

Air mata Tiffany nggak bisa kebendung lagi. Dia nangis sesenggukan sambil meluk Jungkook yang baru lahir 30 hari yang lalu. "Ma- maafin kami nak. Kami nggak bermaksud hiks bikin kalian hiks sakit hati. Ka- kami cuman mau hiks kalian hidup berkecukupan."

Donghae yang liat itu langsung nenangin istrinya.

Sunny juga udah nangis. Tapi dia nggak nampakin itu.

Namjoon sama Chanyeol yang liat itupun jadi sedih. Walaupun mereka nggak tau siapa yang ada di depan mereka ini./Itu ortu kalian padahal/.

Mereka deketin Tiffany sama Sunny yang udah nangis dan kebetulan juga duduknya sebelahan.

"Ante tenapa nanis?" Tanya Chanyeol sambil usap-usap lutut Tiffany.

"Ante tanan nanis ya? Anti Momon acih emen." Namjoon nyodorin permen yang tadinya mau dia makan ke Sunny.

Sakit?

Nyesek?

Kecewa?

Rasain hahahaha. Oke abaikan author yang lagi kumat.

Itu yang dirasain mereka. Mereka bahkan nggak dikenalin sama anak mereka sendiri.

Sejarang itukah mereka memperhatikan anak-anaknya?

***

Sudah 3 hari Sunny, Tiffany, Yesung dan Donghae tinggal di rumah atau lebih tepatnya mansion mereka dengan anak-anak mereka.

Mereka sangat sulit membujuk anak-anak mereka yang lebih tua agar memaafkan mereka. Namun hati seorang anak tetap tidak bisa dibohongi. Mereka tetap memiliki rasa sayang pada orang tua mereka.

Setiap orang bisa berubah jika memiliki kemauan. Itulah yang sedang mereka lakukan. Mereka akan lebih sering memperhatikan anak-anak mereka.

Mereka yang biasanya pulang hanya satu tahun sekali sekarang berganti menjadi setiap bulan. Bahkan mereka akan menelepon setiap hari.

Xiumin dan yang lain tentu saja merasa sangat bahagia.

Setidaknya mereka merasakan kasih sayang walaupun hanya sedikit.

***

Tbc

Gabut sekali aku pemirsa.

Nggak ada ide.

See you next chapter 😘😘😘

16 Brothers√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang