73. My family

468 89 31
                                    

Kamu cemberut setelah denger jawaban dari Jin yang nggak ngebolehin kamu ikut kemah. Padahal itu acara sekolah, dan lokasi perkemahannya juga terbilang aman.

"Abang mah nggak seru, padahal Adek pengen banget ikut." Protes kamu. Kamu ngelempar bantal sofa ruang santai ke Jin yang lagi mangku laptopnya.

Jin refleks nangkis bantal yang kamu lempar terus gidikin bahu. "Ntar lu ilang kita yang susah, kita yang dimarahin, pokoknya kalau lu kenapa-kenapa yang bakal kena batunya ya kita."

Kamu ngedengus nggak terima. "Adek bisa jaga diri tau, nggak mungkin ilang juga. Emang Adek anak kecil apa."

"Lu emang masih kecil, masih seupil." Sahut Xiumin yang kebetulan lewat. Dia nunjukin jari kelingkingnya terus bilang, "Kecil banget, segini.

"Anjir lu, Bang!" Umpat kamu nggak terima. Sementara yang diumpatin malah ngeledek sebelum melipir entah kemana bikin kamu tambah badmood.

"Tau ah, lo gue end." Kamu melengos pergi setelah bilang gitu ke Jin.

Selama perjalanan ke kamar, kamu mikir gimana caranya supaya kamu bisa ikut. Sayang cuy, soalnya kemah ini cuman sekali selama SMA sebagai ganti study tour penutup kelas 11.

Setelah ngunci pintu, kamu ngambil camilan dari kulkas kecil terus duduk selonjoran di sofa sambil nyemil.

"Huh, pengen ngemah. Ck, mana acaranya besok pagi, lagi." Gumam kamu. Padahal kamu sengaja izinnya sekarang supaya langsung diizinin. Tapi malah zonk.

Tapi nggak lama kemudian, kamu buru-buru beresin tas, masukin baju sama peralatan mandi, pokoknya packing.

Tok! Tok! Tok!

"Dek."

Kamu kesentak kaget pas denger suara ketukan pintu dibarengin sama suara Suho setelahnya. Ngelirik pintu takut nanti ketauan kalau kamu lagi beberes.

"Iya Bang, kenapa?!" Tanya kamu setengah teriak.

"Mau makan lagi nggak? Chanyeol lagi rebus mie tuh." Tanya Suho dari luar kamar.

"Enggak, Adek udah kenyang!" Balas kamu.

"Yaudah."

Kamu ngehela napas lega setelah denger langkah Suho mulai ngejauh. Selamat.

Setelah selesai packing, kamu naro tasnya di atas kasur terus nelpon Lisa.

"Kenapa bang?"

"Besok jemput gua ya?"

"Emang dibolehin?"

"Gua kabur hehe, kan cuman dua malem tiga hari, palingan kalau mereka ngamuk nggak bakal lama juga."

"Yakin bang?"

"Iya yakin."

"Yaudah, besok mau gua jemput jam berapa?"

"Kalau bisa jam setengah empat, pokoknya harus bisa lah."

"Bayarannya?"

"Yaelah, nanti gua traktir seharian pas di perkemahan."

"Sip kalau gitu, hehehe, see you bang."

"Iye, awas, jangan telat."

"Tenang aja.

Kamu nutup telpon terus senyum lebar. Pokoknya kamu bakal ngemah apapun yang terjadi!

16 Brothers√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang