[Stage 24] Hanya Untuk Arum

10.3K 1.2K 16
                                    

"Maaf, Mas Dariel." Arum menunduk malu setelah mundur selangkah-menjauhkan diri dari Gallendra.
Beberapa meter di kanannya, berdiri tiga orang lelaki dan satu perempuan-sekretaris Gallend- yang baru turun dari mobil lainnya.

Laki-laki berperawakan sedikit lebih pendek dari Gallendra, mengangkat sebelah alisnya menatap Arum dari jauh. "Kok, kamu yang minta maaf? Kamu enggak salah, Rum. Gallend aja yang lebay. Pacarnya kepentok dikit aja, udah ketar-ketir hatinya!" Lelaki yang dikenali Arum sebagai Dariel, pria paling heboh di antara ke empat pria yang lain, mendekati Arum.

Satu tangan Dariel sudah terangkat ingin memeluki bahu gadis mungil di hadapan Gallendra, tapi tangannya kalah cepat dengan Gallendra yang langsung menarik lengan Arum agar gadis itu berdiri begitu dekat dengannya lagi.

Dariel mendengkus. Kesal, terlambat menangkis gerakan Gallendra-si posesif keparat yang tak ada guntur tak ada badai, tiba-tiba saja memperkenal kekasih barunya tepat beberapa menit sebelum mereka berangkat dari kantor Gallend menuju panti. Sialnya lagi, kekasih bocah tengik itu adalah sosok yang pernah menjadi incaran Dariel tempo hari saat dirinya dan para sahabat makan siang di resto D'Amore Hotel.

"Pokoknya, Rum. Kamu siap-siapin diri aja. Kalau kamu sampai tergores seupriiit aja, Gallend bisa heboh sekecamatan!" Dariel mendumel dengan ujung jempol tangan yang menyatu pada ujung telunjuk.

Mendengar itu, Arum tersenyum canggung. Senyum yang segera berganti dengan tarikan napas ketika melihat lelaki berkacamata di belakang Dariel menabok kuat punggung sahabatnya yang baru saja menasihati Arum-sampai si korban mengumpat kesal.

"Banyak omong lo! Orang jomlo diam aja, deh!"

Dariel merengut, kemudian beralih memandangi Kenzi yang masih berdiri di dekat mobil, terlihat sibuk mengangkat kardus berisi banyak mainan. Sedang di sampingnya, berjalan sahabat Gallend lainnya yang ikut membantu mengangkat kardus juga.

"Kenzi sayaaang, aku dinistakan Virgo Baboon." Dariel melapor dengan gaya kekanakan, membuat Virgo memutar bola mata dan Gallend berdecih kesal.

"Menistakan sesama jenis sendiri enggak apa-apa, Pak Dariel." Sahutan Kenzi menciptakan tawa para pria bersahabat-minus Dariel yang cemberut.

"Mending lo bantu angkat barang-barang, deh! Sini!" Tanpa sempat mengomel lagi, kerah leher Dariel sudah ditarik paksa oleh Virgo sehingga keduanya sekarang sudah berjalan menuju bagasi mobil Gallendra.

Gallend mengulurkan tangan kanannya pada Arum, dibalasi kerutan kening oleh gadis yang ditatapnya.

"Tas kamu."

"Hah?"

Belum juga Gallend menjelaskan maksud perkataannya, sling bag yang tersampir di bahu kanan Arum diambil dalam satu gerakan cepat oleh Gallend. Begitu cepat, sampai Arum mengerjap-ngerjap lantaran terkejut. Dan terkesima dengan kecepatan tangan Gallendra.

"Masuk duluan aja sama Kenzi, aku sama yang lain angkat barang-barang dulu." Gallend berujar sembari meletakkan tas milik Arum di bahunya sendiri.

"Enggak mau. Di sini aja. Aku mau nungguin."

Arum tidak tahu, dari balik bagasi Dariel mengarahkan bola matanya ke atas saat mendengar nada suara Arum yang seolah kentara sekali takut ditinggal. Ternyata bukan hanya Gallend, Arum pun sama lebay-nya.

'Dasar pasangan bucin!' gerutu Dariel dalam hati, seraya dengan wajah tertekuk diambilnya kardus terkecil di antara kardus-kardus yang lain. Ia harus cepat memuluskan niatnya, sebelum Virgo dan Hakim, yang tengah saling bicara, menggeplaknya karena ia ketahuan tidak mau mengangkat barang berat.

Precious StageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang