"Mbak Laras, saya sudah di MP [1]." Arum segera bersuara begitu panggilannya dijawab di seberang sana oleh Laras, event planner dari EO Gallend yang hari ini punya janji temu dengannya. Mereka berencana diskusi untuk persiapan proom night salah satu sekolah menengah atas ternama di Yogyakarta yang menggunakan Mahameru Production sebagai jasa EO acara.
Dengan langkah santai, gadis itu menjejaki kaki-kakinya di sepanjang area parkir untuk menuju gedung Mahameru Production. Menurut Arum, selama mengunjungi beberapa gedung EO yang pernah bekerja sama dengan D'Amore, Mahameru Production terbilang memiliki gedung luas dengan eksterior uniknya berupa ornamen kayu dan kaca besar, khas rumah kayu yang nampak manis dan elegan.
"Oh, di kafe aja?" Langkah gadis itu terhenti tepat sejengkal di ambang pintu luar. Satu tangannya yang tidak memegangi ponsel padahal baru saja terangkat, hendak membuka pintu di hadapannya. Tapi, kalimat Laras yang bicara tergesa barusan menunda Arum melanjutkan langkah.
"Oke, deh. Kalau gitu saya ke kafe duluan, ya... enggak perlu buru-buru, Mbak. Selesaikan berkasnya aja dulu. Saya bisa nunggu. Lagipula saya datang kecepatan lima belas menit." Ujar Arum, melirik jam di tangan kirinya. Laras mengiyakan, membuat Arum langsung bergegas menuju coffe shop kecil yang letaknya di samping gedung dan ternyata sudah buka di pukul delapan pagi.
Gallend pernah bercerita, sewaktu mendirikan Mahameru Production, dirinya sudah berkeinginan membangun kafe kecil yang dapat menyediakan makanan dan minuman untuk setiap pegawainya dan para tamu bila Mahameru Production telah berkembang pesat suatu hari nanti. Dan gedung kecil ber-arsitektur serupa dengan gedung dua lantai di sebelahnya, tepat beberapa meter di depan Arum sekarang, membuktikan bahwa Gallend telah berhasil membawa Mahameru Production masuk dalam jajaran EO yang kulitasnya sangat diakui di Yogyakarta.
Arum memasukkan ponsel ke dalam tasnya sembari berjalan, tapi saat mengangkat wajahnya lagi, langkahnya tertahan. Untuk beberapa detik tertegun dalam diam.
Pintu kafe yang baru saja terbuka memperdengarkan denting lonceng yang nyaring. Tepat ketika itu, sosok Gallendra keluar dari sana dengan wajah penuh senyuman, berbicara pada seorang perempuan bertubuh tinggi semampai dengan rambut lurus panjang yang ikut mengukir senyum indah. Itu Lin Zhi. Arum masih mengingat jelas wajah cantiknya.
Dua hari setelah berbaikan dengan Gallendra, hati Arum hancur untuk kesekian kalinya. Mengerjap, mulai merasakan setitik cairan panas mengumpul di sudut kedua mata, gadis itu segera berbalik badan. Dengan getir membayang di setiap langkahnya yang cepat, Arum bergegas menuju parkiran dan mengirimkan pesan ke Laras untuk menunda pertemuan mereka.
Ia tidak akan bisa bekerja maksimal dengan suasana hati sekalut ini. Lagipula, masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan. Setidaknya, Arum bukan tidak bersikap professional. Dia hanya ingin memikirkan ide-ide kreatif dengan kondisi pikiran jernih.
*
"Arum?"
Gadis di sebelahnya tersentak, kemudian menoleh pandang pada Bara yang baru saja memanggil. "Eh? Iya, Mas?"
Bara mengerutkan kening, entah kenapa sejak mereka tiba di Glorious Hotel, sikap Arum benar-benar aneh. Beberapa kali Bara menemukannya termenung dan sesekali mencoret-coret kertas kosong. Arum juga lebih irit bicara, tak berucap jika tidak lebih dulu ditanya, seolah sibuk menekuri isi pikirannya sendiri.
Jika sebelumnya, Bara memilih diam agar tidak menambah suasana hati Arum lebih buruk, kali ini ia tak bisa membiarkan setelah melihat Arum hanya diam menatap buku catatannya sendiri. Padahal sudah lebih dari sepuluh menit, Pak Rasyad—Ketua Steering Committee dari Ineffable Stage Indonesia— mengakhiri penjelasan panjang lebarnya mengenai keseluruhan konsep acara dari event tahunan yang akan komunitas mereka lakukan di Bandung sebulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Stage
RomanceBagi Arum, Gallendra adalah buaya buntung berwujud manusia! Dia pria hidung belang yang pernah Arum temui di sepanjang sejarah hidupnya. Dalam sehari, Arum bisa memergoki Gallend bermesraan ratusan kali dengan cewek beda di mana saja. Dan kapan saja...