BAB - 02

288 87 953
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen!

***

"Widihh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Widihh... Tuh cewek keren banget, gue suka gayanya. Swag abis!" Fajar berteriak dengan heboh. Lelaki itu merupakan sahabat Elvano yang paling peduli dengan teman-temannya.  

Namun tak lama dari itu, Fajar mendapat geplakan dikepalanya dari Elvano. Si manusia yang disiram air pel-an oleh Alena. Elvano itu adalah anak dari pemilik yayasan, jadi wajar saja kalau dia suka seenaknya terhadap orang lain.

"Bocot, jing!" ujar Elvano mentap tajam Fajar. Nyali Fajar seketika menciut.

"Liat aja tuh cewek gak bakal gue lepasin!" gumam Elvano dengan rahang yang mengeras dan tangan yang terkepal kuat. Terlihat jelas ada dendam yang terpatri diwajah tampannya.

Elvano dan teman-temannya mulai berjalan memasuki lorong kelas. Mereka semua selalu menjadi pusat perhatian, namun kali ini para siswa berbisik-bisik ketika melihat Elvano yang datang ke sekolah memakai baju yang sangat kotor. Karena biasanya lelaki itu selalu tampil sempurna layaknya seorang pangeran dari negeri dongeng.

Merasa ditatap dengan tatapan yang seakan merendahkan dirinya, lelaki itu merasa geram atas perlakukan Alena di parkiran tadi. Gara-gara gadis itu kini ia menjadi bahan gunjingan seluruh siswa yang melihatnya.

"Gian. Sini lo!" seru Elvano.

"Apaan?" sahut Gian dengan malas. Gian merupakan sahabat baik Elvano sejak SMP yang kelakuannya suka bikin geleng-geleng kepala. Yup, dia itu fuck boy.

"Bawaain baju ganti di loker gue. Cepet!" sentak Elvano.

Gian mendecak kemudian pergi untuk mengambil baju Elvano sambil menggerutu, "Bisanya cuma marah-marah doang. Gue doain semoga cepet tua tuh orang!"

Elvano duduk dikursi kantin selagi menunggu Gian yang sedang mengambil baju seragamnya. Dia terus saja memikirkan cara untuk membalas perbuatan gadis yang menyiramnya tadi. Ia sangat tidak suka dipermalukan seperti itu, apalagi oleh seorang perempuan udik seperti Alena. Harga dirinya seketika jatuh ke dasar jurang.

Sudah hampir 20 menit Elvano menunggu Gian yang tak kunjung datang dengan seragam barunya.

"Si Gianjing. Kenapa lama banget sih akh!"

"Ck! Lo kaya gak tau aja tuh anak kelakuannya kaya gimana," seru Genta. Dia adalah orang yang paling waras dalam gengnya Elvano.

"Bener. Pasti ngegodain ciwi-ciwi dulu tuh si Gian," sambung Yopa, si manusia kerdil dan pecicilan.

Elvano hanya bisa diam sambil menyeruput jus mangga yang tadi ia pesan. Hingga tak lama Gian pun muncul dengan siulan-siulan yang ditujukan untuk menggoda para siswi yang ada di kantin.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang