BAB - 15

101 19 0
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen yaaa!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Elvano mentap dirinya dalam cermin kamar mandi, pikirannya melambung jauh memikirkan kejadian yang belakangan ini terjadi. Semuanya bagaikan deja vu bagi pria itu, masa lalu yang seakan-akan terulang kembali membuatnya sedikit khawatir tentang apa yang akan terjadi kedepannya.

Sosok Alena yang mulai mengganggu pikirannya kini membuat hatinya sedikit bimbang, jujur saja Elvano pun masih bingung dengan perasaannya terhadap Alena, apakah yang ia rasakan itu perasaan suka ataukah hanya perasaan iba belaka. Namun, yang jelas pria itu hanya tidak ingin melihat Alena menangis dan ia hanya ingin melindungi gadis itu dari keluarganya.


"Ck! Ngapain sih gue mikirin dia terus!" Seru Elvano yang tersadar dari lamunannya.

Cklek

Elvano keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah, ia melirik seseorang yang kini tengah duduk di atas sofa kamarnya sembari memainkan gitar kesayangan Elvano yang sudah lama tidak ia mainkan.

"Mau ngapain lo ke sini?"

"Gue cuma mau mastiin sesuatu sama lo,  Van." Seru Gian.

Elvano mengernyitkan dahinya tidak mengerti apa yang sahabatnya maksud, "Mastiin apa sih?"

"Perasaan lo ..." Gian terjeda yang membuat Elvano menatapnya intens. "Lebih tepatnya perasaan lo sama Alena," lanjut Gian.

"Gue ga punya perassan apapun sama cewek itu," ujar Elvano tegas.

Gian terkekeh mendengar perkataan yang baru saja Elvano lontarkan. Pria itu mengalihkan pandangan untuk menatap langit-langit kamar sahabatnya. Mata pria itu terpejam kemudian sekilas kejadian di masa lalu terlintas dalam pikirannya, kejadian lima tahun lalu yang membuat sahabat dekat mereka meninggal dunia. Sahabat masa kecil yang meninggal karena menjadi korban pelampiasan dari orangtua yang tidak menginginkan kehadirannya.

"Kayla," seru Gian lirih.

"Ck! Ternyata lo ga pernah berubah sama sekali, Van."

"Maksud lo apaan?! Ngomong yang jelas ga usah bertele-tele kaya gitu!" tukas Elvano.

Jujur saja Elvano sangat tidak suka jika seseorang mengungkit masa lalu yang hanya mengorek luka lamanya.

"Lo belum sadar sama perasaan lo?"

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang