BAB - 03

223 70 825
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen!

***

Seperti biasanya Alena akan pulang berjalan kaki dari sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasanya Alena akan pulang berjalan kaki dari sekolahnya. Gadis itu terus saja menunduk dan menatap jalanan yang sepi. Ia tengah memikirkan nasib dirinya ketika sampai di rumah nanti. Berhadapan dengan ibunya yang super galak dan tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap dirinya.

Tinnnnn

Suara klakson mobil itu membuat Alena terperanjat kaget.

"Heh cewek udik lo mau cari mati ya!"

Alena menatap sang pengemudi mobil dengan tatapan yang tajam. Ia tidak berjalan di tengah jalan raya, dan dengan seenak jidat orang itu mengatainya udik.

"Lo lagi, lo lagi!" pekik Alena melihat si pengemudi mobil yang tak lain dan tak bukan adalah Elvano.

"Inget ya. Urusan kita belum selesai," ujar Elvano yang menancapkan pedal gas mobilnya dan pergi menjauhi Alena.

Sementara itu, di dalam mobil ada keempat sahabatnya yang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Elvano yang mirip seperti anak kecil.

"Van, lo apa-apaan sih pake ngatain Alena cewek udik?" tanya Genta yang duduk di samping Elvano.

"Suka-suka gue lah! Emang kenyataannya dia udik kok."

Genta menghela napas. "Lo ga boleh sembarangan ngata-ngatain orang kaya gitu."

"Gue gak akan ngata-ngatain orang kalau orang itu gak bikin masalah sama gue!" kata Elvano datar, "dan gue bakal ngasih perhitungan sama cewek itu!"

Terlihat jelas ada kebencian dari sorot mata elangnya Elvano. Dia benar-benar tidak akan melepaskan mangsanya dengan mudah sebelum ia mendapatkannya.

***

Alena yang baru saja sampai rumah langsung mencuci baju seragam yang tadi terkena cipratan air. Untung saja ibunya sedang pergi ke pasar membeli bahan-bahan untuk jualan besok, jadi dia bisa beristirahat walaupun sekejap mata.

Alena hanya berharap kalau cuaca hari ini tidak hujan. Karena mengingat bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Selesai mencuci, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan langsung terlelap dalam hitungan detik karena terlalu lelah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Alena langsung bangun dari tidurnya dan mengikat rambutnya asal. Kemudian ia pergi ke dapur untuk memasak makan malam seperti biasanya.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang