🌼Selamat membaca🌼
Jangan Lupa Vote!
.
.
.Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi Alena dan Elvano. Tinggal beberapa jam lagi mereka berdua akan sah menjadi pasangan suami-istri. Kini Alena tengah ditemani oleh Dea dan Clara untuk menenangkan dirinya yang sudah gugup sejak tadi pagi. Tapi dibalik kegugupan itu pula Alena merasa sedih karena orang tua angkatnya tidak mau menghadiri acara pernikahan dia.
Dari luar sana terdengar kalau Elvano sedang mengucapkan ijab kabul dengan lantang. Alena tak dapat membendung air mata bahagianya ketika ia mendengar suara itu.
"Len, jangan nangis nanti make up nya rusak," ujar Dea yang menuntun Alena keluar dari kamar dan mengantarkannya untuk duduk di sebelah Elvano yang kini telah sah menjadi suaminya.
Alena masih tertunduk tak kuasa melihat wajah Elvano. "Sayang, jangan nunduk terus dong, kamu harus senyum dihari yang bahagia ini," bisik Elvano yang membuat Alena mendongkak lalu tersenyum manis.
Walaupun acara pernikahan ini sangat sederhana namun dapat dirasakan kalau acara ini berjalan dengan hikmat karena hanya kerabat dekat yang diundang. Sejak tadi Alena terus melihat kearah pintu masuk berharap kalau Nita dan Pandu akan hadir dalam acara pernikahannya, mau bagaimana pun mereka lah yang telah merawat Alena sejak bayi.
"Alena." Alena yang tengah fokus menatap pintu luar menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Kedua mata Alena berkaca-kaca saat melihat Bara yang ada di hadapannya.
"Selamat atas pernikahan kamu, Nak," seru Bara memeluk Alena dengan penuh kasih sayang sedangkan Alena masih terdiam tak membalas pelukan itu.
"Maafkan Ayah yang tak bisa membahagiakan kamu dan ibumu. Ayah juga minta maaf karena tidak bisa menjadi Ayah yang baik buat kamu. Ayah harap dengan pernikahan ini kamu bisa bahagia selalu dengan suamimu," bisik Bara yang membuat hati mungil Alena berdenyut nyeri.
"Maaf baru bisa bertegur sapa sekarang, kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa hubungi Ayah," lanjutnya lalu melepaskan pelukan itu.
Alena membalasnya dengan anggukan kemudian tersenyum karena Alena rasa tak ada gunanya jika harus menyimpan dendam pada pria itu. Yang berlalu biarlah berlalu, kini saatnya ia membuka lembaran baru bersama keluarga barunya.
Bara kemudian beralih menyalami Elvano. "Saya titip anak saya, tolong bahagiakan dia dan jangan membuatnya bersedih lagi," ujar Bara.
"Anda tenang saja, tanpa disuruh pun saya akan membahagiakan Alena dengan semua kemampuan saya."
"Terimakasih, Nak, kalau begitu saya pamit dulu. Semoga kalian bahagia selalu dan dipenuhi berkah yang melimpah." Setelah itu Bara pun pergi dengan berat hati, dia bukan tak ingin melihat putrinya lebih lama lagi tapi jika ia berlama-lama di sana, ia khawatir kalau istrinya dan Stella akan menyusulnya dan membuat kegaduhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [✓]
Jugendliteratur"Lo salah kalo berurusan sama gue!" "Gue pastiin idup lo ga akan tenang, cewek udik!" ***** Alena Pradipta seorang siswi sekolah menengah atas yang harus berjuang mati-matian demi membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya. Bahkan kedua orang tuanya t...