BAB - 56

72 12 0
                                    

🌼Selamat membaca🌼

Jangan lupa vote dulu
.
.

Pagi harinya, Alena bangun lalu melihat ke sebelahnya namun tak mendapati Elvano di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, Alena bangun lalu melihat ke sebelahnya namun tak mendapati Elvano di sana. Alena mengambil  kardigan lalu memakainya untuk menutupi gaun tidurnya kemudian ia berjalan ke arah dapur. Dan benar saja di sana sudah ada Bi Inah dan Elvano yang sedang asyik berbincang. Alena menghampiri Bi Inah berniat membantunya, ia menyingsingkan lengan kardigannya lalu mengikat tinggi-tinggi rambutnya.

"Bi Inah mau masak apa?" tanya Alena.

"Bibi mau masak pepes tahu sama pepes ayam, Neng."

"Emmm, kayanya enak, Bi." Alena menunduk lalu mengambil ayam untuk ia cuci. 

"Neng ...," panggil Bi Inah.

Alena menoleh. "Kenapa Bi?"

"Itu leher Neng Alena kenapa?" tanya Bi Inah yang membuat Alena mengernyit kebingungan. 

"Emangnya kenapa Bi?"

"Merah-merah, Neng," seru Bi Inah yang sontak membuat Alena mematung lalu menatap Elvano yang tengah tersenyum nakal ke arahnya. 

"O-Oh ini ... Ini ...--"

"Itu aku yang bikin Bi. Bagus ya?" ujar Elvano yang tak tahu malu sembari menyesap kopinya. 

Alena membelalakkan matanya lalu menutupi area lehernya. Pipinya memanas dalam seketika, ia benar-benar malu di hadapan Bi Inah yang tampak paham arti dari ucapan anak majikannya.

 "Ck, ck, ck, Den Elvan harus bisa nahan nafsu atuh, kan belum sah." Bi Inah geleng-geleng kepala melihat kelakukan Elvano yang kini tengah memeluk Alena dari belakang dan menumpu dagunya dibahu Alena.  

"Iya, Bi. Lagian aku juga bisan nahan kok," ujar Elvano yang mengingat acara mandi air dingiinnya ditengah malam.

Elvano membawa Alena agar duduk di sebelahnya, lagi dan lagi Elvano tidak membiarkan Alena melakukan aktivitasnya. Pria itu masih gelendotan kepada Alena yang tampak risih dibuatnya. "Van, jangan gitu ah, malu sama Bi Inah," bisik Alena.

Elvano tak peduli dengan ucapan Alena. "Udah biarin aja."

Bi Inah yang ternyata mendengar ucapan mereka berujar, "Den Elvano emang gitu, Neng. Dia itu kaya anak kecil."

"Bi Inah diem aja deh! Ga usah ganggu kita," balas Elvano yang masih setia bersandar dibahu Alena.

Bi Inah melanjutkan acara masaknya lalu menghidangkannya di atas meja.

****

Siang harinya mereka berdua bergegas untuk kembali ke rumah utama milik Mahardika. Alena yang dibantu membawakan tasnya oleh Elvano kini sedang berpamitan dengan Bi Inah di halaman rumah sederhana itu. 

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang