🍑Happy Reading🍑
~Sebelum baca kasih vote dulu ya~
***
Hari semakin larut tapi hingga kini Alena masih terkunci di dalam toilet kamar mandi dan terlebih lagi semua barang-barangnya masih ada di kelas. Suara gaduh para siswa pun sudah tak terdengar, hanya gelap dan lembab yang ia rasakan. Gadis itu ketakutan, ia berharap waktu cepat berlalu atau setidaknya ada orang yang datang untuk membukakan pintu. Alena terus saja berdoa meminta perlindungan kepada Allah.
Sayup-sayup gadis itu mendengar suara langkah kaki mendekat, perlahan namun pasti. Pikirannya yang sudah diliputi rasa takut tidak bisa berpikir dengan jernih. Alena mencoba untuk tidak bersuara, takut-takut kalau suara itu bukan berasal dari manusia. Karena jika dipikir-pikir sudah tidak mungkin ada orang yang mendatangi toilet ini karena letaknya di ujung sekolah.
"ALENAAAA." Suara teriakkan terdengar dengan sangat lantang.
"ALENA LO DIMANA?"
Dengan segera gadis itu membuka suara dan menggedor-gedor pintu. "Plisss, siapapun tolongin gue. Gue kekunci di kamar mandi!"
"Pintunya bakal gue dobrak, lo munduran dikit!" Titahnya, Alena pun memundurkan dirinya hingga menabrak dinding tembok.
Brak
Percobaan kesatu namun pintu masih belum terbuka.
Brakk
Brakkkkk
Pintu terbuka, Alena masih belum bisa melihat wajah orang yang menolongnya karena lampu dalam kamar mandi ini memang rusak.
Tak lama wajah gadis itu tersorot oleh cahaya yang berasal dari flash camera handphone. Silau, Alena refleks memejamkan matanya.
Orang itu mendekat, "Lo ga apa-apa?"
"Elvano?"
"Siapa yang bikin lo jadi kaya gini?" tanyanya sembari memegang pundak Alena.
Alena tidak menjawab, ia hanya menunduk karena penampilannya yang sangat buruk. Bau telur tercium dimana-mana belum lagi bau air pel-an yang menambah kotor dirinya.
"Sekarang lo ikut gue," ajak Elvano sembari menuntun Alena.
Namun langkah Alena terhenti begitu teringat perkataan Stella. "Lo pergi aja duluan," serunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [✓]
Teen Fiction"Lo salah kalo berurusan sama gue!" "Gue pastiin idup lo ga akan tenang, cewek udik!" ***** Alena Pradipta seorang siswi sekolah menengah atas yang harus berjuang mati-matian demi membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya. Bahkan kedua orang tuanya t...