BAB - 28

70 17 6
                                    

🍑Happy Reading🍑

Aku double update, coba cek part sebelumnya siapa tau kelewat.

Mereka berdua terhanyut dalam keheningan malam yang begitu tenang dan damai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua terhanyut dalam keheningan malam yang begitu tenang dan damai. Kalau saja Alena mengalami hal seperti ini setiap hari mungkin ia sudah jadi orang yang paling bahagia di muka bumi ini.

Alena yang jarang berpergian merasa sangat bebas, bahkan udara pun terasa jauh lebih segar untuk ia hirup. Rasa sesak dalam dada yang selalu mengikatnya dengan kuat kini perlahan terpelas begitu saja.

Namun semua itu hanyalah semu belaka, ketika Alena kembali lagi ke rumah pasti selalu ada saja hal yang diributkan. Apa yang Alena lakukan tidak pernah dihargai oleh ibu dan bapaknya, semuanya sia-sia.

Dalam renungannya Alena bertanya kepada Elvano, "apa jadi lo itu enak Van?"

Elvano menautkan alisnya tak mengerti akan maksud perkataan Alena. "Maksudnya?"

"Kehidupan lo, apa jadi seorang Elvano Mahardika itu begitu menyenangkan? Apa lo selalu bahagia?"

"Andai aja gue bisa ngerasain rasa kasih sayang, pasti gue bahagia banget."

Elvano yang kini paham akan arah pembicaraannya dengan Alena mematung sejenak kemudian ia menyelami bola mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca. Elvano tahu kalau kini Alena tengah bersedih mengingat jalan kehidupannya yang dipenuhi duri.

"Gue bisa ngasih kebahagiaan ke lo."

Alena menggeleng lalu tersenyum kecut, "lo tau ga? Pura-pura bahagia itu ternyata capek juga yah?" ujar Alena menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"Selama ini gue selalu sabar ngadepin semua perlakukan orang-orang yang selalu mandang rendah gue. Cacian dan makian bahkan udah jadi makanan sehari-hari buat gue."

Alena menatap Elvano lalu tersenyum, namun yang Elvano lihat justru senyuman itu penuh dengan luka dan rasa sakit.

"Gue seneng bisa diajak lo tempat ini," dengan air mata yang tidak dapat terbendung lagi Alena berujar dengan suara yang teramat lirih bahkan nada kesakitan dapat terdengar dengan jelas oleh Elvano. "Rasanya bebas, Van." Ucap Alena sembari memukul-mukul dadanya penuh  kepedihan.

Elvano beranjak dari duduknya kemudian berpindah ke samping Alena untuk merangkul gadis itu dan memberikannya ketenangan. "Apa ini yang namanya hidup?" tanya Alena yang kini menangis dalam dekapan Elvano.

"Gue ga butuh hidup mewah bergelimang harta cuma buat bahagia, yang gue butuhin itu kasih sayang aja."

Melihat Alena yang menangis seperti ini membuat hati Elvano rasanya sangat sakit, bagai dihujam dengan ribuan anak panah yang tak henti menyerangnya. Saat itu juga Elvano ingin membawa Alena pergi jauh dari sana. Kalau ada tempat yang tidak mengenal akan rasa sedih, maka beritahu dia. Dia akan membawa Alena ke sana untuk melupakan semua rasa sedihnya. Pria itu ingin membuat Alena bahagia.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang