BAB - 38

81 12 3
                                    

🍑Happy Reading🍑

⚠️Warning ⚠️

Bagi yang belum cukup umur boleh skip aja ya hehe

Alena keluar dari kamar mandi dengan gugup, bayangan Elvano yang tak sengaja mencium dia terus berputar di otak cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena keluar dari kamar mandi dengan gugup, bayangan Elvano yang tak sengaja mencium dia terus berputar di otak cantiknya. Bahkan untuk melihat wajah pria itu rasanya ia tak mampu. Alena bingung harus bertindak bagaimana, apakah ia langsung berpamitan untuk pulang? Namun sangat tidak sopan jika ia benar-benar melakukan hal itu, mau bagaimana pun Elvano sudah menolongnya.

"Ehem," deham Elvano yang membuat Alena semakin berdebar.

Pria itu menggosok hidungnya sembari mengalihkan pandangan ke bawah menatap lantai. Alena yang melihat itu merasakan ada yang aneh dengan tingkah Elvano. Mungkin Elvano sama gugupnya dengan dia, pikir gadis itu.

Ketika Alena akan berjalan menuju sofa, Elvano langsung menyuruhnya berhenti. "STOP!!!"

Sontak saja Alena menghentikan langkahnya. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Kamu tunggu disitu! Aku mau ngambil baju dulu!" Elvano sedikit berlari menuju lemari kamar hotel yang memang sudah ada beberapa baju miliknya.

Alena yang baru tersadar dengan maksud dari ucapan Elvano langsung kembali ke kamar mandi. "Alena bego!" gerutu gadis itu memukul kepalanya. Sejak tadi pikiran dia memang kacau, tapi ia tidak menyangka kalau akan keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk sebatas paha dan dada.

"Arghhhh!!! Muka gue mau ditaro di mana?" Alena frustasi.

Belum juga dia membahas kejadian yang tidak disengaja dengan Elvano dan kini gadis itu membuat hal yang memalukan. Alena sendiri bingung dengan dirinya yang akhir-akhir ini sering dibuat tidak bisa berkutik jika dihadapkan dengan Elvano. Padahal dulu ia yang paling lantang menyuarakan kalau dia tidak akan jatuh cinta dengan Elvano.

Tuk tuk

Alena mendekat ke arah pintu kamar mandi. "Ini baju buat kamu terus buat dalemannya aku ga tau itu pas atau engga. Aku cuma ngira-ngira aja." Elvano menggantungkan paperbag yang berisi baju di gagang pintu.

"Dia bilang apa?! Kenapa dia frontal banget sih! Double kill dong gue malu hari ini. Ugh! Sial banget sih idup gue."

Alena membuka perlahan pintu itu lalu dengan secepat kilat ia mengambil paperbagnya. Jantung wanita itu terus berdegup kencang, mengapa ia harus mengalami hal seperti ini. Dia pun mulai mengeluarkan baju yang diberikan Elvano, sebuah kemeja putih kebesaran dengan celana pendek. Dengan ragu ia mengeluarkan pakaian dalam kemudian mengangkat tinggi pakaian dalam itu.

"Kenapa harus warna hitam sih?" kesal Alena.

"Apa dia sengaja?" curiganya.

Sontak saja Alena langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ga mungkin dia sepicik itu," ujarnya mencoba tetap positif.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang