BAB - 50

72 13 0
                                    

Mentari sudah mulai terbenam tapi Elvano belum juga kembali sejak kepergiannya ke acara kelulusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari sudah mulai terbenam tapi Elvano belum juga kembali sejak kepergiannya ke acara kelulusan. Alena sudah menelpon pria itu berulang kali tapi tidak satupun panggilannya diangkat. Gadis itu benar-benar khawatir kepada Elvano.

"Sayang, kamu tenang dulu ya, mungkin Elvano masih ada urusan di luar sana." Clara yang duduk di sofa ruang tengah mencoba untuk menenangkan Alena yang sedaritadi mondar-mandir di depan pintu masuk.

"Tapi Bunda ini tuh udah jam sembilan malam dan harusnya Elvano itu udah pulang. Emang berapa lama sih acaranya? Daritadi ditelpon juga ga diangkat, di WA ga di-read sama sekali. Aku kan khawatir Bunda."

"Iya, iya, Bunda ngerti tapi kamu duduk aja di sini. Jangan berdiri terus kaya gitu, kasian bayi kamunya," ujar Clara sembari menepuk-nepuk tempat di sebelahnya.

"Alena ga bisa tenang kalo kaya gini terus Bunda, Alena mau tetap nunggu Elvano di sini." Alena masih setia menunggu Elvano, bahkan sesekali ia mengintip dari jendela untuk memastikan kepulangan calon suaminya itu.

Tukkk Tukkk Tukkk

Mata Alena berbinar seketika, dengan segera ia langsung membuka pintu untuk menyambut kedatangan Elvano.

"Van? Ka-kamu mabuk?" tanya Alena yang melihat Elvano jalan sempoyongan.

"A ... Kuuu, ga mabuk. Aku cuma minum dua botol aja," racau Elvano yang menunjukan 4 jarinya.

"Ck! Jelas-jelas kamu mabuk." Raut wajah Alena seketika berubah menjadi sendu.

Clara yang melihat itu langsung menghampiri Alena untuk membantu wanita itu membawa Elvano ke kamarnya.

"Anak ini emang bisanya nyusahin aja! Udah mau jadi bapak tapi kelakuannya masih kaya bujang."

Alena dan Clara berhasil membaringkan Elvano di atas kasurnya dengan susah payah, mengingat postur badan Elvano yang lebih besar dari mereka.

"Ahhh ... Akhirnya beres juga." Clara meregangkan otot pinggangnya.

"Sayang, tolong gantiin baju Elvano ya, pinggang Bunda kayanya encok deh."

"Iya Bunda. Bunda mau Alena urutin ga nanti?"

"Ga usah sayang, Bunda mau pake yang anget-anget aja." Clara pun keluar dari kamar Elvano.

Alena menghela napas ketika melihat keadaan Elvano yang jauh dari kata baik, dasi yang semulanya terpasang rapi kini sudah lepas dari kerahnya. Rambut pria itu pun sangat berantakan. Dengan perlahan Alena mulai melepaskan sepatu dan jas pria itu.

"Kayla ...," racau Elvano dalam tidurnya.

Deg. Alena mematung seketika.

"Siapa Kayla?"

"Kayla ... Aku minta maaf ...,"

"Aku ini emang cowok berengsek."

"Van? Elvano? Kamu kenapa?"

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang