BAB - 43

58 15 0
                                    

Happy Reading

Jam istirahat Elvano mencari Stella ke kelas lalu mengajaknya ke rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam istirahat Elvano mencari Stella ke kelas lalu mengajaknya ke rooftop. Stella yang sudah ke-GR-an karena diajak Elvano ke rooftop mencoba menggoda Elvano, ia mengitari Elvano sembari memberikan sentuhan halus di bahu pria itu. "Ada apa sih sayang? Mau berduaan sama aku ya?"

Elvano yang jijik dengan perlakukan Stella langsung menghempaskan tangan Stella yang ada di bahunya. "Jangan sentuh gue!"

"Ututututu, tayangnya akuh kenapa cih?" tanya Stella.

"Ga usah sok imut deh lo! Ga cocok sama sifat lo yang kaya ular berbisa."

Mendengar ucapan Elvano ekspresi Stella langsung berubah dalam sekejap mata menunjukan watak aslinya, dia menjauh dari Elvano dan memberikan tatapan tajam dengan kedua tangan dilipat sebatas dada.

"Terus mau lo apa? Pasti tentang si cewek rese itu lagi kan?"

"Lo kan yang ngasih tau Alena tentang taruhan konyol itu?"

Bukannya menjawab Stella malah tertawa terbahak-bahak, tebakkannya memang tak pernah meleset. Alena! Alena! dan Alena! bahkan ia sudah bosan mendengar nama jelak itu lagi.

"Dia udah ngadu apa aja ke lo?" tanya Stella yang masih sedikit menahan tawanya.

"Dia ga pernah ngadu apa-apa ke gue," ujar Elvano yang penuh dengan intimidasi.

Pria itu berjalan mendekati Stella. "Jadi sekarang lo bilang siapa yang udah ngasih tau lo."

Stella yang memandang remeh Elvano malah mendongkakkan kepalanya untuk menatap Elvano lalu tersenyum sinis. "Emang lo bisa berbuat apa hah? Gue ga takut sama lo."

"Lo ga mau kan kalo Alena gue sakitin lagi?" tanyanya yang tersirat sebuah ancaman.

Elvano berdecih, "lo tau kan sekarang udah mau ujian kelulusan?" tanya Elvano berganti topik. "Kayanya bakal seru kalo lo di keluarin pas detik-detik kelulusan, bukan gitu?"

Stella menjauh dari Elvano, ia tak mengerti maksud dari perkataan pria itu. Ia merasa aura pria itu menjadi lebih dominan dibandingkan dirinya, padahal ia sudah mengancam akan menyakiti Alena lagi.

Elvano yang melihat Stella memundurkan langkahnya tersenyum sinis. "Lo takut? Padahal gue belum ngapa-ngapain."

"Maksud lo apa?! Ga usah bertele-tele!" pekik Stella yang menahan rasa gugupnya.

Melihat Stella yang ketakutan membuat Elvano tersenyum penuh kemenangan, pria itu segera mengeluarkan map berwarna coklat dengan sebuah rekaman yang sebelumnya sudah ia siapkan. Elvano melempar map dan rekaman itu tepat di hadapan Stella.

"Lo liat dan denger rekaman itu."

Dengan gugup ia membuka isi map lalu mengernyitkan keningnya, ini hanyalah data pribadi ketika ia mendaftarkan diri ke sekolah ini. Stella berdecih, "apa yang spesial dari ini?"

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang