BAB - 18

85 19 1
                                    

❤︎ Happy Reading ❤︎

Hargai aku dengan vote dan komen yaaa!

***

Alena menyuruh Elvano untuk tidak menurunkannya di depan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena menyuruh Elvano untuk tidak menurunkannya di depan rumah. Ia takut kalau kejadian waktu itu terulang lagi, Alena hanya tidak ingin kalau keluarganya semakin dianggap tidak harmonis oleh orang-orang. Sudah cukup ia mendengar belas kasihan dari para tetangganya.

"Turunin gue di depan situ aja," titah Alena.

Elvano tidak mendengarkan ucapan gadis itu, ia tetap menginjak pedal gasnya tanpa berniat untuk berhenti.

"Elvano! Denger gue ga sih?!"

Elvano menoleh, "Gue turunin lo di depan rumah, titik!"

Alena kesal dengan pilihan pria itu untuk menurunkannya di depan rumah, dalam pikiran gadis itu pasti sang ibu sudah menunggu dirinya dan sudah bersiap dengan segala amarahnya.

Elvano melirik Alena yang sedang terbengong memikirkan sesuatu. Pria itu seakan mengerti kekhawatiran gadis yang duduk di sebelahnya.

"Lo ga perlu khawatir, gue cuma mau mastiin kalo lo selamat sampe rumah. Gue juga ga akan bikin tingkah yang bisa ngebuat lo dimarahin sama nyokap-bokap lo," jelas Elvano.

Alena menatap Elvano. "Udah deh lo percaya aja sama gue," tutur Elvano menyakinkan.

"Gue pegang kata-kata lo!" balas Alena.

Dan benar saja di depan rumah sudah ada Nita yang sedang duduk di teras rumah. Alena menghirup udara dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Ia keluar dari mobil dengan ragu, gadis itu benar-benar ketakutan.

"Lo tenang aja, di sini ada gue." Elvano tersenyum manis seakan memberikan ketenangan.

Mereka berdua mulai memasuki halaman rumah, Nita sudah ancang-ancang untuk memaki putri keduanya itu.

"A ... Assalamualaikum ibu," ujar Alena ragu.

"Kenapa kamu baru pulang jam segini, hah?!"

"Tadi hujan, bu. Jadi Alena neduh dulu."

"Alesan aja kamu!"

"Tapi Alena ga bohong bu," jawab Alena dengan mata berkaca-kaca, sungguh ia takut kalau Nita akan menamparnya kembali.

Elvano yang berdiri tepat di samping Alena segera membantunya agar terhindar dari amukkan sang ibu, "Benar seperti yang sudah Alena katakan Tante, saya saksinya. Tadi memang hujan deras lalu saya melihat Alena yang sedang berteduh di halte. Jadi saya memberikan tumpangan pulang."

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang