BAB - 51

60 11 0
                                    

🌼Selamat membaca🌼

Vote dulu ya ...
.
.

Elvano berusaha mengejar Alena yang susah payah membawa tasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elvano berusaha mengejar Alena yang susah payah membawa tasnya. "Alenaaa, please jangan pergi!!!" Pria itu mencekal pergelangan tangan Alena namun segera dihempaskan oleh wanita itu.

"Ga usah ngejar gue lagi!" Alena melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar.

"Loh, Alena mau kemana?" tanya Clara yang sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah.

Alena menoleh lalu menghampiri Clara. "Alena ... mau nenangin pikiran dulu Bunda," ujar Alena lirih.

"Tapi kenapa bawa tas besar begitu?"

Alena tersenyum tipis. "Untuk sementara waktu Alena mau ngekos Bunda."

"Emangnya ada apa ini? Kamu sama Elvano lagi berantem? Kalian lagi ada masalah?"

Alena tak menjawab, gadis itu hanya tertunduk tidak berani menatap Clara. Jujur saja ia masih tak bisa menerima kenyataan kalau Elvano masih terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya dan ia pun bingung untuk menjelaskannya kepada Clara. 

"ALENAAA," teriak Elvano dari dalam rumah yang sontak membuat kedua wanita itu menoleh kearahnya.

"Please, jangan pergi." Elvano merebut paksa tas yang Alena jinjing.

"Aku harus pergi dulu Van, aku butuh waktu buat nenangin pikiran," seru Alena lemah.

"Gak! Aku ga bakal ngizinin kamu pergi kemana-mana!"

"Van! Kamu ga berhak larang aku!" pekik Alena tertahan.

"AKU BERHAK! KARENA KAMU ITU TANGGUNG JAWAB AKU!"

"Elvano jangan bentak Alena kaya gitu dong," seru Clara yang memberi pelototan pada Elvano lalu merangkul lembut Alena sembari mengusap-usap pundaknya.

"Kita belum ada ikatan apapun, Van. Jadi aku bukan sepenuhnya tanggung jawab kamu," lirih Alena.

"Jelas kamu itu tanggung jawab aku, kamu lagi ngandung anak aku, Alena," geram Elvano, pria itu benar-benar tak paham dengan Alena yang semakin sensitive semenjak kehamilannya.

"Sayang ... Kok kamu ngomong gitu? Elvano kan calon suami kamu."

Alena mengusap cepat air matanya lalu beralih menatap Clara. "Bunda, izinin aku buat pergi dulu ya ... Aku mohon."

"Kamu mau pergi kemana sayang?"

Alena diam tampak berpikir, sebenarnya ia pun tak tahu harus pergi kemana. Dia sudah tak punya keluarga untuk memberinya tempat tinggal.

"Kemana pun Bunda asalkan Alena bisa nenangin pikiran dulu."

"Aku gak bakal ngebiarin kamu pergi titik!!!" pekik Elvano.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang