🌼Happy Reading 🌼
.
.Alena dan Clara sontak berdiri ketika melihat Elvano dan Dimas turun dari lantai dua. Alena ketakutan, dia terus saja memainkan kedua tangannya dengan kepala yang tertunduk. Clara yang melihat itu langsung menggenggam tangan Alena.
"Jangan takut," bisiknya. Clara itu sungguh barhati malaikat, dia bahkan tidak mencaci maki Alena atas kejadian ini. Karena Clara berpikir 'mau bagaimana pun Alena sedang mengandung cucu nya'.
Alena hanya mengangguk patuh.
Dimas berjalan mendekati Alena lalu menepuk pundak gadis itu. "Untuk saat ini kamu tinggal bersama kami sampai hari pernikahan kalian tiba."
Alena terkejut bukan main. Apa dirinya tidak salah dengar? Bagaimana mungkin Elvano bisa mendapat restu untuk menikah dengan gadis sepertinya? Yang bahkan keluarganya saja tidak menginginkan kehadiran dia.
Elvano mengangguk ketika Alena menatapnya dengan penuh tanda tanya. Apa pria itu sungguh-sungguh dengan keputusannya?
"Bunda, ajak Alena ke kamar atas sekalian ganti pakaiannya," titah Dimas.
Clara mengangguk lalu menuntun Alena menaiki tangga.
***
Alena yang sudah berganti pakaian kini tengah duduk dipinggiran ranjang. Clara datang menghampirinya dengan membawa segelas susu hangat dan sepiring makanan.
"Makan dulu ya, sayang," ujar Clara sembari meletakkan nampan diatas nakas.
"Makasih Tante," ujar Alena pelan.
"Bun.Da, jangan panggil Tante tapi Bun.Da."
"I... Iya Bunda."
Clara mengelus Alena dengan penuh kasih sayang, Elvano baru saja menceritakan semua tentang Alena kepada kedua orangtuanya. Mendengarnya saja sudah membuat hati kecil Clara berdenyut nyeri ketika mengetahui kehidupan Alena yang begitu menyedihkan.
Clara menatap nanar ke arah Alena kini tengah memakan bubur yang tadi dibawakannya. "Apa itu sakit?"
Alena berhenti mengunyah lalu menatap Clara dengan bingung. "Alena baik-baik aja kok Tan-- eh Bunda."
"Muka kamu lebam sayang, ujung bibir kamu juga. Kamu habis dipukuli?"
Alena tertunduk, bahkan rasa sakit ini tidak seberapa dengan hari-hari biasanya. "Aku ga kenapa-napa kok Bunda."
"Alena coba tatap Bunda."
Alena mendongkak.
"Sekarang kamu bisa anggap Bunda seperti ibu kandung kamu. Jangan sembunyiin apapun dari Bunda, ngerti?" ucap Clara sembari mengusap rambut Alena.
"Iya Bunda."
"Sekarang kamu habiskan makannya lalu nanti Bunda akan suruh Elvano untuk mengobati luka kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [✓]
Teen Fiction"Lo salah kalo berurusan sama gue!" "Gue pastiin idup lo ga akan tenang, cewek udik!" ***** Alena Pradipta seorang siswi sekolah menengah atas yang harus berjuang mati-matian demi membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya. Bahkan kedua orang tuanya t...