BAB - 36

59 11 5
                                    

Happy Reading

Alena yang tak terbiasa menggunakan dress merasa tidak nyaman saat memakai baju itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena yang tak terbiasa menggunakan dress merasa tidak nyaman saat memakai baju itu. Kepalanya terus menunduk dengan tangan yang ia tautkan di depan, gadis itu sungguh tidak percaya diri. Entah mengapa kini Alena sangat gugup padahal dia hanya mencoba sebuah gaun untuk digunakan ke pesta ulang tahun Elvano. 

Saat ia keluar dari kamar ganti, hal yang pertama dirinya lihat adalah Clara dan Elvano yang sedang menunggunya. Dengan langkah kecil wanita itu mulai mendekat, suara heels yang ia pakai dapat mengalihkan atensi ibu dan anak itu. Keduanya kompak menengok kearah Alena. Clara langsung berdiri dan terdiam untuk sesaat, wanita itu syok melihat penampilan Alena yang luar biasa cantik. 

Dengan suara yang heboh Clara menghampiri Alena dan bahkan memeluk gadis itu. "Ya ampun ... Kamu cantik banget," ujar Clara yang sangat antusias.

Alena hanya tersenyum kaku, ia tidak tahu harus memberikan respon seperti apa. Padahal menurut dia penampilannya saat ini tidak ada yang spesial, bahkan ia tidak memakai make up secuil pun. Dengan tawa canggung Alena mengucapkan terimakasih kepada Clara karena sudah memujinya.

"Makasih Tante," ujarnya malu-malu.

Sementara itu Elvano yang berada di sebelah ibunya kini tengah menatap Alena tanpa berkedip sedikit pun. Iya, untuk kesekian kalinya dia terkesima oleh kecantikan Alena yang alami. Kalau saja Clara tidak ada di samping Alena, mungkin ia sudah menggoda gadis itu habis-habisan. 

"Elvano! Elvano!" 

Suara Clara membuyarkan pikiran Elvano.

Pria itu menoleh, "I--Iya bunda, kenapa?" 

"Kamu itu Bunda panggil dari tadi ga nyaut-nyaut, makanya ngedip!"

Elvano cengengesan salah tingkah, "Maaf Bunda. Kan kalau ga ngedip berarti belum dosa. Makanya tadi aku ga ngedip-ngedip." Perkataan yang dilontarkan oleh Elvano mendapatkan pukulan dari Clara sehingga membuat pria itu meringis kesakitan.

 "A... A... A... Stop! Stop Bunda! Sakit nih pinggang aku kalau terus-terusan dicubit," ucap Elvano sembari mengelus-ngelus pinggangnya.

"Ajaran dari mana itu?! Awas ya kalo sampe kaya gitu lagi, mata kamu Bunda colok!"

"Iya, iya. Tapi aku ga bisa janji Bun."

Clara hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan sang anak. Sebenarnya ia pun memaklumi, toh memang masanya untuk merasakan pahit dan manis dari jatuh cinta. 

Alena hanya bisa menahan senyum saat melihat kelakukan ibu dan anak yang sedang bertengkar di hadapannya ini. Ia tidak menyangkan kalau nyali Elvano akan menciut jika dihadapkan dengan ibunya, karena selama ini ia berpikir kalau Elvano itu adalah anak pembangkang yang suka membuat onar. Dan untuk pertama kalinya ia melihat sisi lain dari Elvano. 

"Gimana penampilan Alena cantik bukan?" tanya Clara.

Elvano mengusap hidung sembari mengalihkan pandangan ke arah lain. "Iya kamu cantik banget." jantung Elvano tidak aman kalau terus-terusan melihat Alena yang berpenampilan seperti itu.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang