SHADOW [✓]

BAB - 48

Selamat Membaca Yeorobun~~

Hari kelulusan semakin dekat tapi Alena sudah tidak pernah masuk ke sekolah. Ia dilarang terlalu capek oleh Keluarga Elvano, bahkan ia diperlakukan layaknya seorang putri. Dan Clara pun selalu menemaninya dikala waktu senggang, wanita itu memberikan kasih sayang seorang ibu kepada Alena.

Terkadang Alena ingin dibacakan dongeng oleh Clara, terdengar aneh bukan? Tapi bagi Alena ini adalah momen yang ia nantikan selama hidupnya. Berbagi cerita, canda tawa, bahkan melakukan segala hal dengan seorang ibu menjadi impiannya dalam hidup. Ia hanya ingin diberikan kasih sayang.

"Makasih yah Bunda karena udah mau jadi Bundanya Alena," ujar Alena yang tidur dipangkuan Clara.

"Bunda," panggil Alena.

"Iya sayang?"

"Apa Alena bisa jadi ibu yang baik seperti Bunda?"

Clara tersenyum hangat sembari mengusap lembut rambut Alena yang tertidur di pangkuannya. "Bukan hanya jadi ibu yang baik, tapi kamu juga bisa jadi ibu yang kuat sayang."

Alena tersenyum. "Sekali lagi makasih ya Bunda. Alena sayanggg sama Bunda."

"Bunda juga sayang sama Alena." Clara mengecup kening Alena.

***

Alena yang sudah tidak pernah masuk sekolah menimbulkan pertanyaan besar bagi para sahabat Elvano dan tentunya Dea sebagai sahabat dekat Alena.

Kini di dalam markas Elvano sedang dihujami berbagai macam pertanyaan dari sahabatnya.

"Lo sama Alena baik-baik aja, 'kan?" tanya Gian.

Dengan ragu Elvano menjawab, "kita berdua baik-baik aja dan setelah lulus gue bakal nikahin Alena."

"Apa?! Lo gila ya?!"

"Ada angin ape nih kok buru-buru amat?"

Genta yang duduk dikursi langsung berjalan mendekati Elvano. "Kok tiba-tiba?" tanya Genta dingin.

Elvano menunduk. "Alena hamil ... Dan itu anak gue," ujar Elvano begitu pelan.

BUGHHH

BUGHHH

BUGHHH

Genta memukul Elvano dengan membabi buta. "BANGSAT LO ANJINGGG!!!"

Dugh

Dugh

"GUE PERCAYA SAMA LO BUAT JAGAIN DIA BUKAN MALAH NGERUSAK DIA, ANJINGGG!!!"

Genta terus saja memukul Elvano tanpa henti, wajah pria itu sudah babak belur akibat pukulan Genta yang teramat keras. Ujung bibirnya mengeluarkan darah segar.

"LAKI-LAKI KAYA LO PANTES MATI!!!" Genta menendang perut Elvano berkali-kali.

"Genta, sadar woy!" Fajar dan Yopa menahan Genta yang sudah tak terkendali.