BAB - 10

143 28 65
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen!

***

Setelah selesai mengobati luka Elvano, kini mereka melanjutkan perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai mengobati luka Elvano, kini mereka melanjutkan perjalanan pulang. Lebih tepatnya mengantarkan Alena terlebih dahulu. Dan ketika hendak menjalankan motornya Elvano baru tersadar kalau gadis itu hanya memakai sweater yang teramat tipis.

Elvano menghela nafas dan mulai membuka jaketnya untuk digunakan oleh gadis yang ada di belakangnya. "Nih, pake!" titah Elvano.

"Em?"

"Ck!" Elvano memutar bola matanya. "Lo, pake jaket gue. Nanti lo kedinginan," jelas pria itu.

"Oke, gue pake." Alena langsung memakai jaket itu.

"Kalo lo pikir gue bakal jawab 'Ga usah, nanti lo kedinginan juga.' Monmaap itu bukan gaya gue," tukas Alena.

"Dan gue ga bakalan baper sama hal-hal kaya gitu," lanjutnya.

"Mulai deh nyebelinnya nih cewek" batin Elvano.

"Ya udah lepasin lagi tuh jaketnya!" kesal Elvano.

"Mana ada cowok kaya gitu," balas Alena tak mau kalah.

"Lo itu harusnya bilang makasih sama gue," ujar Elvano melembut.

"Ck! Iya-iya, makasih buat yang tadi sama makasih juga buat jaketnya." Alena mengalah untuk berdebat kali ini, sebab ia juga merasa kasihan dengan Elvano karena sudah menolongnya dan berakhir dengan luka diwajahnya.

"Ya udah ayo jalan, nanti makin malem nih," titah Alena.

Elvano menancapkan gasnya dan mulai membelah dinginnya udara di Kota Bandung malam itu, kota yang menjadi saksi bisu kisah cintanya Dilan dan Milea itu kini sudah dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit. Dan selalu dipenuhi oleh kendaraan setiap harinya, tak jauh berbeda dengan Jakarta.

Alena menikmati perjalanan malam itu, sapuan-sapuan lembut angin malam diwajahnya sungguh membuatnya tenang. Jalanan saat ini tidak terlalu dipenuhi oleh pengendara, wajar saja karena sekarang sudah hampir pukul 10 malam.

Sesampainya di depan rumah gadis itu, tanpa disangka-sangka Nita sudah berada di depan pintu sembari melipat kedua tangannya sebatas dada. Alena yang baru saja turun dari motor Elvano langsung mendapatkan tamparan dari sang ibu.

Plakkk!

Alena tentu saja terkejut dengan perlakuan tiba-tiba dari ibunya. "I-Ibu, kenapa Alena ditampar?" tanya Alena yang memegangi pipinya. Perih, itulah yang gadis itu rasakan.

"KAMU INI KERJA DI BUTIK ATAU MAU JADI PELACUR? HAH?!" bentak Nita.

Alena sungguh tidak menyangka kalau ibunya akan berkata seperti itu. "Pulang malam sama cowok lagi, mau jadi apa kamu? Hah?!" tanya Nita yang terus saja merendahkan putri keduanya itu.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang