BAB - 21

101 21 4
                                    

🍑Happy Reading🍑

Kasih vote dulu ya~~

***

Alena yang terkejut dengan perlakuan Elvano sontak saja mendorong tubuh pria itu hingga terjatuh ke lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena yang terkejut dengan perlakuan Elvano sontak saja mendorong tubuh pria itu hingga terjatuh ke lantai.

"Aww... " Ringis Elvano kesakitan.

"Lo gila ya? Kenapa ngedorong gue kaya gitu?!"

"Lagian lo ngapain mindahin gue ke sini? Terus yang barusan juga apaan? Lo mau ngegoda gue, 'kan?!" Cerocos Alena sembari menetralkan detak jantungnya.

Elvano tidak menjawab pertanyaan Alena, pria itu justru berjalan mendekatinya dengan senyuman nakal. Alena refleks memundurkan tubuhnya hingga terpentok kepala ranjang, merasa dirinya ada dalam bahaya gadis itu menarik selimut untuk melindungi dirinya.

Wajah Alena semakin pucat pasi, ia sungguh ketakutan saat ini. Elvano merangkak mendekatinya hingga jarak mereka tinggal beberapa senti lagi. Alena memalingkan wajahnya ke samping dan memejamkan matanya erat-erat.

Pletakk

"Aduh." Alena membuka mata sembari mengusap dahinya yang disentil oleh Elvano. Mata mereka bersitatap, jarak mereka sungguh sangat dekat saat ini dan bahkan Alena bisa merasakan hembusan napas Elvano.

"Mau apa lo?!" Tanya Alena was-was.

"Lo maunya gue apain, hem?"

Alena yang tidak fokus saat ini meminta Elvano untuk menjauh darinya. "Ga usah deket-deket, jauhan sana!" titah Alena.

Elvano terkekeh lalu mengacak pelan pucuk kepala Alena, pria itu menarik tubuhnya untuk menjauh dari gadis itu. Kini Alena bisa sedikit bernapas dengan lega tapi ia tetap saja harus waspada menghadapi manusia licik yang ada di depannya.

Drttt drttt

Suara handphone Elvano memecah keheningan. Satu panggilan masuk, Elvano berjalan menuju balkon untuk mengangkat panggil itu. Cukup lama ia menjawab telponnya. Alena yang belum bisa tenang hanya bisa menunggu Elvano untuk pergi dari kamar ini. Pria itu kembali dengan raut wajah yang cukup kesal, ia berjalan dengan terburu-buru.

"Lo tidur aja di sini, gue masih ada urusan di luar." Elvano mengambil jaket dan kunci mobilnya kemudian pergi meninggalkan apartemen.

Alena yang masih terbengong tak langsung merespon ucapan lelaki itu. Gadis itu melihat jam yang ada dihandphonenya, "Mau kemana dia? Padahal udah mau jam 12," gumamnya sedikit khawatir.

Gadis itu sudah menguap untuk kesekian kalinya, ia berniat untuk menunggu si pemilik apartement kembali. Dan kini waktu sudah menunjukan pukul 1 dini hari namun Elvano masih juga belum datang. Karena lelah menunggu akhirnya ia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang