BAB - 25

97 18 14
                                    

🍑Happy Reading🍑

Semakin hari hubungan Alena dan Elvano kian membaik bahkan Stella pun tidak mengganggunya lagi sampai saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin hari hubungan Alena dan Elvano kian membaik bahkan Stella pun tidak mengganggunya lagi sampai saat ini. Apa mungkin karena Elvano? Apa dia yang mengancam Stella? Entahlah, yang terpenting Alena bisa hidup dengan damai di sekolah.

Gadis itu memutuskan untuk berdamai dengan Elvano karena setelah cukup lama mengenalnya, Alena pikir Elvano tidaklah seburuk yang ia kira.

Hari ini kelas Alena ada kunjungan ke perpustakaan untuk mencari referensi buku biologi tentang rekayasa genetika. Wanita itu mulai mencari-cari buku disetiap raknya.

"Nah, ketemu juga akhirnya." Alena berusaha menggapai buku itu yang letaknya cukup tinggi.

"Kalo pendek mending minta bantuan, ga usah maksain." Seru Genta yang sudah berdiri tepat di belakangnya. Kemudian pria itu mengambilkan buku yang akan Alena baca.

"Nih bukunya."

"Makasih Genta, lo emang temen gue yang terbaeek." Seru Alena mengacungkan kedua jempolnya lalu mengambil buku yang ada ditangan Genta.

Temen doang ya? Batin Genta miris.

"Kalo gitu gue ke sana dulu ya," seru Alena yang pergi menuju salah satu meja perpustakaan yang terletak didekat jendela.

Genta menatap sedih kepergian Alena. "Masa gue jadi sadboy sih. Akh... Gue ga terimaaaa," ucap Genta cukup keras.

Tuk

"Berisik woi! Ganggu orang lagi tidur aja."

"Ck! Siapa sih yang ngelempar gue pake kertas ini?" Seru Genta yang celingak-celinguk mencari si pelaku.

"Lo nyari gue?"

Genta menghampiri wanita itu sembari membawa sampah kertas tadi. "Jadi elo yang nimpuk gue pake ini?"

"Iya, ada masalah buat lo?" ujarnya sarkas.

"Ya jelas ada lah! Lo ga tau yang namanya tempat sampah, hah? Buang sampah itu ke tempatnya jangan main buang sembarangan kaya gini."

Wanita itu mengorek-ngorek telinganya, "bacot lo!"

Kedua mata Genta membulat sempurna, "ga sopan banget lo sama gue. Eh, gue ini udah tingkat akhir di sini."

"Ya terus? Lo mau dipanggil kakak sama gue?"

Genta dibuat geleng-geleng kepala oleh wanita yang ada di hadapannya ini. Pria itu tau kalau cewek yang sedang bicara dengannya adalah adik kelas dia karena Genta hafal semua siswa yang ada dikelas 12.

Wanita itu berdecih, "cih! Dasar penggila senioritas."

Genta masih bisa mendengar ucapan wanita itu walaupun samar, "lo bilang apa barusan?! Lo pikir gue ga denger apa?!" Pekik Genta.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang