BAB - 26

80 17 13
                                    

🍑HAPPY READING🍑

Genta duduk disebuah cafe bersama Maura yang memintanya untuk membantu mengerjakan latihan soal olimpiade kimia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genta duduk disebuah cafe bersama Maura yang memintanya untuk membantu mengerjakan latihan soal olimpiade kimia.

Dalam cafe mereka berdua saling memberikan tatapan sengit seakan sedang mengibarkan bendera peperangan. Tak ada satupun dari mereka yang mau membuka suara, keduanya diam seribu bahasa. Hingga pelayan datang mengantarkan Caramel Latte dan Strawberry Smoothies pesanan mereka berdua.

"Permisi Mas, Mbak, ini pesanannya." Pelayan itu menyimpan minuman dengan sangat hati-hati, dia merasa aura di meja itu sangat mencekam.

"Makasih Mas," ujar Maura jutek.

Maura yang merasa waktunya terbuang sia-sia dengan segera menyodorkan soal latihan yang diberikan Pak Gugun. Jari Maura mengetuk-ngetuk kertas itu lalu memberikan pulpen kepada Genta.

Genta hanya menaikkan sebelah alisnya, pria itu paham akan yang dimaksud oleh Maura tapi cara wanita itu meminta bantuan sungguh sangat tidak beretika. Ia benci hal itu.

Melihat Genta yang masih terdiam sembari melayangkan tatapan sengit membuat Maura akhirnya mengalah untuk membuka suara.

"Ayo bantuin gue dong!"

Tanpa mengalihkan pandangannya dari Maura, Genta memajukan badan lalu menaruh kedua tangannya di atas meja. "Lo diajarin sopan santun ga sama orangtua lo? Apa gini caranya minta bantuan sama orang lain, hah?" tanya Genta dengan deep voice nya.

Tatapan Maura berubah menjadi dingin dalam sekejap mata, ia pun melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Genta. "Ga usah bawa-bawa nyokap dan bokap gue. Mereka ga ada hubungannya sama kelakuan gue yang kaya gini!" ujar Maura pelan namun tegas.

"Jadi sekarang lo bantuin gue buat ngerjain soal itu," lanjutnya.

Genta menghela napas, wanita ini sangat sulit untuk diberi tahu. Tanpa menyentuh Caramel Latte miliknya Genta beranjak dari kursi.

"Mau kemana lo?"

"Gue ga mau ngajarin orang kaya lo," ucap Genta yang sudah menggendong tasnya.

Maura menopang dagu sembari menatap Genta. "Fine kalo lo ga mau ngajarin gue, gue tinggal bilang aja ke Pak Gugun kalau Kak Alena ga mau ngajarin gue," ujarnya kelewat santai.

Shit!

Genta menghentikan aktivitasnya kemudian menatap Maura geram. Bisa-bisanya bocil yang satu ini mengancam Genta dengan membawa-bawa nama Alena.

Tak ada pilihan lain akhirnya Genta kembali duduk dan menaruh tasnya di kursi samping. Maura yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan.

"Nah gitu dong Kak, kan makin ganteng kalo nurut." Seru Maura menggoda Genta.

"Berisik lo! Cepet keluarin buku catetannya!"

Maura segera merogoh buku catatan dalam tasnya lalu membuka buku itu dan bersiap mencatat semua pembahasan dari Genta.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang