BAB - 39

79 12 0
                                    

🍑Happy Reading🍑

Suara kicauan burung di pagi hari sukses membangunkan Alena yang kini tengah tidur dalam pelukkan Elvano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kicauan burung di pagi hari sukses membangunkan Alena yang kini tengah tidur dalam pelukkan Elvano. Alena menatap Elvano yang masih tertidur pulas lalu mengamati setiap inci wajah pria itu.

Alena menghela napas, ia bingung harus menyesal atau tidak setelah melakukan hal yang jelas ia tahu kalau itu salah. Pikiran wanita itu melayang jauh dan tiba-tiba saja ia teringat ibu dan bapaknya yang pasti akan kecewa jika mengetahui perbuatan yang telah ia lakukan bersama Elvano.

Alena menyingkirkan tangan Elvano dipinggangnya lalu mencari baju yang bisa ia kenakan. Wanita itu melihat keadaan sekitar yang sangat berantakkan seperti kapal pecah. Alena menoleh ke samping lalu memakai kemeja yang ia kenakan kemarin karena hanya kemeja itu yang dapat dijangkaunya.

"Akh ..." Rintih Alena ketika wanita itu akan turun dari ranjang. Rasanya sangat sakit.

Masih dengan posisi duduk di pinggir tempat tidur, Alena terkejut ketika ada tangan yang melingkar indah dipinggangnya dan memeluk dia dari belakang, jangan ditanya siapa pelakunya.

"Sakit?"

Wanita itu mengangguk. "Sedikit," bohong Alena, padahal pinggangnya terasa sudah mau patah.

"Maaf, kemarin aku mabuk berat." ujar Elvano yang menumpu dagunya di bahu Alena.

"Ta-- Tapi aku ga bakal hamil kan Van?"

"Mau beli obat pencegah kehamilan?"

Alena mengangguk.

"Maaf juga kemarin aku terlalu semangat ngelakuinnya."

Alena yang teringat kembali akan kejadian semalam langsung menunduk malu. "Ya udah ga usah dibahas lagi kejadian kemarin."

"Kamu nyesel?" tanya Elvano sembari menyelipkan rambut Alena ke belakang telinganya.

Alena tidak menjawab. Hal itu membuat Elvano semakin merasa bersalah.

"Kamu mau ke kamar mandi?" Alena mengangguk. "Biar aku bantu," seru Elvano yang sudah akan beranjak dari tempat tidurnya.

"Ga perlu! A ... A ... Aku bisa sendiri kok." Cegah Alena menahan tangan Elvano.

"Coba buktiin." Tantang Elvano yang sangat yakin kalau wanitanya itu kesulitan berjalan.

Dengan perlahan Alena yang menahan rasa perih itu mulai berdiri lalu mencoba untuk melangkahkan kakinya pelan.

"Ah! Sakit!" pekik Alena spontan.

Dengan panik Elvano berlari kearah Alena lalu menahan wanita itu agar tidak terjatuh ke lantai.

"Tuh kan aku bilang juga apa. Udah sini biar aku bantu." Tanpa aba-aba Elvano langsung menggendong Alena ala bridal style menuju kamar mandi kemudian pria itu mendudukkan Alena di atas closet.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang