BAB - 13

116 25 34
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen!

***

Pagi harinya Alena tengah bersiap untuk pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya Alena tengah bersiap untuk pergi ke sekolah. Seperti biasanya dia melewatkan sarapan karena Nita hanya membuat nasi goreng yang pas-pasan untuk anggota keluarga lainnya.

Rasa takut dalam diri gadis itu masih melekat jika berhadapan dengan Nita, ia tampak ragu-ragu untuk menghampiri ibunya yang sedang duduk sembari menikmati secangkir teh hangat.

"Bu ... " cicit Alena.

Nita menoleh, "Ada apa?" Ketus Nita.

"Alena pergi sekolah dulu ya." Alena menjulurkan tangan untuk menyalimi ibunya.

"Lain kali jangan sakit, sehat aja udah nyusahin!" Sarkas Nita.

Alena terdiam, ia pun tidak ingin kalau dirinya menjadi lemah karena sakit. Namun, semua itu juga bukan keinginan dirinya. Justru ibunya lah penyebab utama dia jatuh sakit.

Dengan langkah lesu ia menelusuri jalan setapak untuk sampai ke sekolahnya.

Hari ini adalah hari yang benar-benar hambar bagi Alena. Ketika sampai di sekolah ia mendapat kabar bahwa Dea tidak masuk karena ada acara keluarga di luar kota.

Gadis itu merogoh saku untuk mengecek sisa uang yang ia punya. Kemudian ia menghela napas. "Uang segini ga akan cukup buat beli makanan," ujarnya sembari memegangi perutnya yang mulai terasa perih.

Semua orang di kelas pergi ke kantin karena memang sudah memasuki jam istirahat pertama. Kini hanya ada dirinya sendirian di sana.

Alena melipat kedua tangannya di atas meja untuk dijadikan bantalan, ia memilih tidur dengan harap rasa laparnya sedikit berkurang.

Cukup lama ia di posisi itu hingga suara ketukan di atas meja membangunkan dirinya.

Tuk Tuk

Alena mengadah dan mendapati Elvano yang menatapnya datar.

"Ada apa?" tanya Alena tanpa basa basi.

Elvano tidak menjawab pertanyaan dari Alena, ia justru duduk di samping gadis itu dan membuka sekotak bekal makanan. "Nih, makan. Gue tau kalau lo jarang sarapan, 'kan?"

Alena menatap kotak bekal itu dengan penuh selera, nasi goreng ditambah dengan topping ayam suwir sungguh membuatnya semakin lapar.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang