BAB - 57

67 10 0
                                    

🌼Selamat membaca🌼

Jangan Lupa Voteee
.
.
.

Setelah makan mi di Warung Mang Dadang, Alena dan Elvano pun bergegas untuk mendatangi butik pengantin yang sudah dipesan oleh Clara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan mi di Warung Mang Dadang, Alena dan Elvano pun bergegas untuk mendatangi butik pengantin yang sudah dipesan oleh Clara. Setibanya di sana, Clara langsung memeluk Alena dengan erat.

"Bunda, udah dong jangan dipeluk terus Alena nya." Elvano melepaskan pelukkan sang bunda secara paksa hingga membuat Clara memberenggut lalu menatap tajam anaknya.

"Ck! Dasar posesif!" timpal Clara yang membuat Alena terkekeh.

Clara menghiraukan Elvano lalu memilih untuk mengajak Alena mencoba beberapa gaun pengantin yang sudah ia pilih sebelumnya. Alena mencoba gaun itu dengan dibantu oleh beberapa karyawan. Clara dan Elvano menunggu dibalik tirai sembari memainkan ponselnya. Sebenarnya Elvano hanya mengalihkan fokus agar pikirannya tidak membayangkan Alena yang sudah pasti akan sangat cantik. Elvano pun sudah membayangkan kalau momen ini akan seperti di film-film romantis, di mana sang pria akan terpesona dengan kecantikan sang pengantin wanita. Elvano boleh saja memainkan ponselnya namun isi hari dan pikirannya tetap berada pada Alena.

Ketika tengah menunggu Alena keluar dari balik tirai datanglah seorang karyawan yang menghampiri mereka berdua dan memberitahukan kalau Alena tiba-tiba saja menangis di dalam sana. Clara dan Elvano sontak saja berdiri dan segera menghampiri Alena untuk mengecek keadaan wanita itu.

Elvano dan Clara dapat melihat kalau Alena kini tengah menangis sembari menutupi wajahnya. Elvano pun menyuruh semua karyawan yang ada di sana untuk keluar. Clara menghampiri Alena dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Alena, kamu kenapa sayang?" tanya Clara lembut.

Alena langsung memeluk Clara dan menangis dipelukkannya. "Bunda ...," rengek Alena.

"Kenapa? Ada apa? Kenapa kamu nangis?"

"Aku gendutan, Bunda," jawab Alena yang membuat Clara syok, jadi menantunya itu menangis hanya karena ia gendutan? Bukankah wajar bagi seorang wanita yang tengah hamil. Clara hanya bisa geleng-geleng kepala dengan tingkah manja Alena yang bisa dikatakan lebih sering menangis dan menjadi lebih perasa.

Clara melepaskan pelukannya lalu beralih menatap Alena yang masih sesegukan. "Itu wajar buat orang yang lagi hamil, sayang," jelas Clara namun tak juga dapat membuat Alena lebih tenang. Sementara itu Elvano hanya menahan tawanya melihat tingkah laku calon istrinya yang sangat kekanak-kanakan.

"Alena udah ya jangan nangis lagi," bujuk Clara.

"Tapi dari empat gaun yang Bunda pilih cuma satu yang cukup dibadan aku, Bunda," seru Alena yang semakin kencang menangis. Clara dibuat kewalahan dengan sikap calon menantunya itu dan memilih untuk mundur perlahan. Clara pun akhirnya menyerahkan semua kepada Elvano untuk menenangkan Alena dan memilih untuk keluar.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang