Happy Reading!
Hargai aku dengan vote dan komen!
***
Setelah kejadian penyiksaan yang dilakukan oleh Nita kemarin, suhu badan Alena langsung naik dan kepalanya terus saja pusing. Bahkan ia sudah tidak masuk sekolah selama tiga hari. Selama ia sakitpun hanya Renata dan Aldo yang selalu memperhatikannya.
Kini ia sendirian di rumah, semua anggota keluarganya tengah disibukkan oleh aktivitasnya masing-masing. Selama seharian ini Alena hanya bermain sosial media, dia bosan.
Tok Tok Tok
Alena mengalihkan pandangan ke arah pintu. Sebenarnya ia masih sedikit ketakutan untuk bertemu dengan orang asing, namun semua pemikiran buruk itu segera ia tepiskan.
Cklek
Mata gadis itu membola melihat orang yang kini tengah berdiri di depannya. "Genta," seru gadis itu dengan teramat pelan.
Dengan senyum diwajah tampannya pria itu berucap, "Hai, boleh masuk?"
Dengan ragu Alena menganggukkan kepalanya untuk mempersilakan dia masuk.
Kini mereka berdua sudah ada di ruang tamu. "Sendirian?" tanya Genta kepada Alena yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa segelas air mineral.
"Iya, semua pada sibuk sama urusannya masing-masing."
Alena duduk di hadapan Genta. "Sorry ya di rumah gue cuma ada air putih," seru Alena.
"Gak apa-apa kali, santai aja." Genta cukup memahami keadaan ekonomi keluarga Alena yang bisa dibilang sangat jauh berbeda dengan dirinya.
Keduanya terdiam cukup lama. Canggung, itulah yang mereka rasakan saat ini.
"Genta, lo ngapain ke sini segala?" tanya Alena memecah keheningan.
"Jenguk lo," katanya singkat.
"Sendirian?"
Genta menganggukkan kepala. "Emang lo berharap gue datang sama siapa?"
Gadis itu tampak berpikir sejenak. "Em ... Dea," tukasnya.
Genta menghela nafas lega. Sebab dia mengira kalau Alena berharap dirinya datang bersama Elvano.
"Tadi tuh dia mau ikut ke sini, tapi tiba-tiba dia ditelepon sama nyokapnya. Ada urusan katanya."
Gadis itu ber'oh' ria. "Keadaan lo gimana sekarang? Udah mendingan?" tanya Genta.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW [✓]
Roman pour Adolescents"Lo salah kalo berurusan sama gue!" "Gue pastiin idup lo ga akan tenang, cewek udik!" ***** Alena Pradipta seorang siswi sekolah menengah atas yang harus berjuang mati-matian demi membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya. Bahkan kedua orang tuanya t...