BAB - 40

90 12 0
                                    

Happy Reading

Setelah kejadian di pesta ulang tahun Elvano, tanpa disangka-sangka Alena semakin gencar dibully oleh Stella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian di pesta ulang tahun Elvano, tanpa disangka-sangka Alena semakin gencar dibully oleh Stella. Dia bahkan difitnah mencuri kertas jawaban oleh gadis licik itu. Stella sengaja melakukan itu karena ia tahu kalau Alena dapat masuk ke SMA ini karena beasiswa.

Sudah dengan segala macam cara Alena menjelaskan yang sebenarnya terjadi tapi ia semakin dipojokkan oleh Stella. Wajah Alena kian pucat pasi, ia melihat tatapan dari siswa lain yang memandangnya rendah. Wanita itu bingung harus bagaimana lagi, padahal tidak lama lagi ia akan lulus dari SMA ini. Ia hanya perlu bertahan sebentar lagi dan semuanya akan kembali seperti semula.

"Stop!"

Semua orang menoleh tak terkecuali Alena. "Genta?" Alena menatap Genta dengan harap pria itu mau membantunya.

"Apa lo punya bukti?" tanya Genta

Stella berdecih, "lo mau bukti apa lagi hah?! Jelas-jelas kertas jawabannya ada di tas cewek ini!"

"Tapi gue ga ngelakuin itu," ucap Alena.

"Diem lo maling!"

"Heh! Jaga mulut lo ya! Jangan pernah lo ngerendahin Alena!" Bentak Genta yang membuat seluruh siswa ketakutan. Genta yang selama ini dikenal sabar dan pendiam tiba-tiba saja membentak Stella di depan semua orang.

"Genta," cicit Alena dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka kalau Genta akan bertindak di luar dugaannya.

Genta berjalan mendekati Stella dengan tatapan yang tajam seakan memberi peringatan. "Lo pikir gue bego? Jelas-jelas pelakunya itu lo," bisik Genta yang membuat Stella mematung.

"Gue punya rekaman CCTV nya," lanjutnya.

"Lo bohong! Ga ada CCTV di kelas lo."

Genta mengeluarkan handphone dan menyetel rekaman video yang memperlihatkan Stella sedang mengendap-ngendap menuju bangku Alena.

"Gimana? Masih mau bilang gue bohong?"

Sekarang wajah Stella yang menjadi pucat pasi, bukti nyata sudah Genta perlihatkan dengan jelas. Wanita itu mengepalkan kedua tangannya, rencana untuk mengeluarkan Alena dari sekolah gagal untuk kesekian kalinya.

Stella yang sudah tidak bisa berkutik akhirnya membubarkan kerumunan para siswa dan memilih pergi dengan kekesalan yang memuncak.

"Makasih Genta, kalo bukan lo yang bantuin gue mungkin gue udah di perkarain sama pihak yayasan."

Genta mendekat. "Mulai sekarang lo harus lebih hati-hati lagi sama Stella," ucap Genta sembari memegang bahu Alena.

"Iya pasti."

****

Stella kembali ke kelasnya dengan perasaan dongkol, ia heran kenapa banyak sekali orang yang mau membantu Alena. Padahal kalau dilihat-lihat cewek itu biasa saja.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang