BAB - 27

70 18 4
                                    

Jangan lupa Vote, Komen dan Follow Me!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote, Komen dan Follow Me!

🍑Happy Reading🍑

Hari semakin sore bahkan lembayung senja sudah mulai tergantikan oleh gelapnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari semakin sore bahkan lembayung senja sudah mulai tergantikan oleh gelapnya malam. Kedua insan itu masih sibuk dengan kumpulan soal yang tiada habisnya.

Maura yang meracau tak jelas karena kelaparan sudah tidak bisa lagi menerima penjelasan dari Genta, semuanya mental begitu saja.

"Kita lanjut besok aja ya," ujar Maura.

Genta melirik sekilas tanpa menolehkan kepalanya, pria itu melihat Maura yang sudah menidurkan kepalanya di atas meja sembari memainkan pulpen miliknya.

"Gak! Gue ga mau berurusan lagi sama lo. Kita selesain sekarang!" Tutur Genta mutlak.

Maura menghentakkan kakinya, "gue lapar tau. Minimal makan dulu deh."

"Ya makan tinggal pesen aja sana!"

"Gue ga punya uang kalo makan di sini," Maura mengeluarkan sisa uangnya sebagai bukti, "tuh liat duit gue tinggal 15 ribu lagi. Elo sih pake ngajak gue ke sini."

Genta menghela nafas, wanita ini benar-benar merepotkan. Sudah untung Genta mau mengajari Maura tapi wanita itu masih saja tidak ada sopan-sopan kepadanya. Ingin rasanya Genta memiteskan dia seperti kutu.

Definisi wanita tak pernah salah itu ternyata memang benar, pikir Genta. Ia juga tidak tahu kalau wanita itu akan kehabisan uang jika diajak ke tempat seperti ini. Padahal bagi Genta cafe ini adalah cafe yang cukup terjangkau harganya.

"Ya udah sekarang lo mau makan dimana?"

Maura langsung terbangun excited dari posisi tidurnya. "Di depan sana ada yang jualan nasi goreng enak banget pokoknya," seru Maura antusias.

"Mending lanjut besok aja ya, Kak Genta," bujuk Maura sembari mengedip-ngedipkan matanya genit.

"Ck! Terserah lo, kalo ada maunya aja baru bilang kakak." sebal Genta.

"Yes!" pekik Maura kegirangan, "ya udah lo pulang aja sana gue mau beli makan dulu," ucap Maura sembari membereskan peralatan belajarnya lalu pergi keluar cafe dengan semangat.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang