BAB - 06

199 50 580
                                    

Happy Reading!

Hargai aku dengan vote dan komen!

***

Alena dan Dea pergi ke butik menggunakan Motor Scoopy kesayangannya Dea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena dan Dea pergi ke butik menggunakan Motor Scoopy kesayangannya Dea. Setelah mengabaikan Elvano di kelas tadi, gadis itu terus saja bungkam seribu bahasa untuk menghindari pertanyaan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh sahabatnya.

Dia tidak menyangka kalau pria itu benar-benar akan mendekatinya. Ia mengira kejadian kemarin hanyalah omong kosong belaka yang Elvano ucapkan padanya.

Ketika sampai di depan butik Mamanya Dea, Alena cukup terkagum-kagum dengan design interior yang sangat modern. Butik yang bernuansa vintage itu didominasi oleh warna putih dan coklat, bener-bener membuat tenang dan nyaman. Para pelanggan pun tampak betah berlama-lama di sini. Dan karena ini merupakan hari pertama Alena bekerja, sebagai sahabat yang baik Dea ikut menemani dan membantu gadis itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya.

Kini kedua gadis itu sedang berganti pakaian yang sudah disiapkan oleh pihak butik. Pakaian yang sangat pas dibadan Alena dengan rok span berwarna hitam di atas lutut, ditambah rambut panjang yang tergelung rapi, sehingga menampilkan leher jenjangnya yang membuat penampilan gadis itu terlihat lebih cantik dan dewasa dari biasanya.

Dea yang berada di samping Alena terus saja merecoki gadis itu tentang kejadian tadi di kelas. "Len, ayo dong cerita sama gue."

Alena memutar bola matanya dengan malas, ia jengah dengan kelakuan sahabatnya yang sangat ingin tahu itu. "Lo mau gue cerita apa sih? Ga ada yang penting juga," ujar Alena sembari menyimpan baju seragam sekolahnya di dalam loker.

"Semuanya!" ujar Dea penuh penekanan. "Kenapa tiba-tiba si Elvano anak kelas 12 IPS 3 itu rela datang jauh-jauh ke kelas kita cuma buat ngajakin lo balik bareng?" tanya Dea yang terus mengekori Alena, seperti anak ayam.

"Dia itu orang yang udah bikin seragam gue kotor. Terus dia mau minta maaf ke gue, udah itu aja."

Sontak Dea membelalakkan kedua matanya. "Ja-Jadi yang bikin seragam lo kotor itu si anak pemilik yayasan?" tanya Dea dengan wajah terkejutnya, yang hanya diangguki oleh Alena.

"Len, mending lo ga usah berurusan sama si Elvano deh. Bahaya banget anjir! Benar-benar mimpi buruk yang sangat menyeramkan," kata Dea dengan heboh.

"Iya-iya, gue juga ogah punya urusan sama cowok berengsek itu," ujar Alena dengan malas.

"Lagian lo mimpi apasih sampe bisa berurusan sama si Devil Pelita Bangsa?"

"Ya mana gue tau! Udahlah, ga usah dibahas lagi. Mending sekarang kita kerja!" seru Alena yang sudah siap untuk mendapatkan pengarahan dari seniornya.

***

Sementara itu, kini Elvano sudah berada di basecamp bersama keempat sahabatnya. Sedaritadi ia terus mendapatkan ejekan dari Gian yang memang terlihat sangat senang atas kejadian di kelas Alena sepulang sekolah tadi. Berita itu memang cepat tersebar ke seluruh penjuru sekolah.

SHADOW [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang