ALEXA_14

1K 70 9
                                    

HII SEMUANYA!!

BAGAIMANA DENGAN PART SEBELUMNYA?

AKU CUMA MAU MENGINGATKAN, JIKA ADA HAL YANG TIDAK BAIK ATAU PERLAKUAN KASAR DARI CERITA INI JANGAN DITIRU, AMBIL AJA PESAN YANG BERMORAL DARI CERITA INI

SEBELUM BACA USAHAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU

TANDAI JIKA TERDAPAT TYPO

..........

Happy reading ❤️

"Sekali lagi saya tekankan jangan berani ganggu keluarga saya kalau tidak mau hidup nya hancur dan itu berlaku buat semuanya,"

"Selamat menikmati kehancuran,"

"Yuk ma," ajak Samuel.

Samuel dan Fiola berjalan keluar dari hotel, tiba tiba Samuel menghentikan langkahnya dan berbalik menatap seluruh keluarga Morgand dan Wijaya.

"Oh ya, kalian tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan keluarga saya dan yah jangan sesekali coba coba buat mengganggu atau menyakiti putri saya,"

"Dan kamu," Samuel menunjuk Raisa. "Jauhi putri saya, karna putri saya tidak membutuhkan orang seperti kamu,"

Setelah mengatakan itu Samuel dan Fiola benar benar meninggalkan hotel dimana tempat putri nya dipermalukan.

Di RS **** , didepan ruang IGD, Ken sedang mondar mandir seperti setrikaan menunggu hasil dari dokter yang sedang memeriksa keadaan Alea. Terlihat dari raut wajahnya yang kentara sekali kekhawatiran nya, apalagi saat dia melihat di televisi bagaimana adeknya dipermalukan, sedangkan dia dan keluarganya tidak pernah memperlakukan adeknya seperti itu apalagi sampai mempermalukannya.

Tak lama kemudian pintu ruang IGD pun terbuka, keluarlah seorang laki laki mudah yang mengenakan setelan jas putih.

Ken menghampiri orang tersebut.

"Gimana keadaan adek saya dok? Ga ada yang lukakan? Apa ada yang serius?" tanya Ken beruntun.

Dokter tersebut yang diketahui bernama Fandi menyunggingkan senyumnya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, pasien tidak mengalami luka yang serius, hanya terdapat memar memar dibeberapa bagian saja," jelas dokter Fandi.

Ken menghela nafasnya, setidaknya setelah mendengar kabar bahwa adeknya baik baik saja kekhawatiran nya sedikit berkurang.

"Tapi ada yang harus saya sampaikan disini?" dokter Fandi menatap Ken serius membuat Ken tiba tiba menjadi takut.

"Apa?" tanpa sadar Ken membentak dokter tersebut.

"Mari ikut keruangan saya," dokter Fandi berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Ken dibelakangnya.

Sesampainya diruangan dokter Fandi, dia menyuruh Ken untuk duduk.

Dokter Fandi menatap Ken yang ada dihadapannya dengan serius,
"Seperti nya mentalnya sedikit terganggu,"

"Maksud dokter apa?" tanya Ken kaget.

"Mungkin karna kejadian yang baru saja dialaminya itu sangat buruk sehingga mengganggu pikiran dan juga mental nya, tapi ini tidak terlalu parah." jelas dokter Fandi.

ALEXA [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang