ALEXA_58

505 19 1
                                    

HII READERS!!

BAGAIMANA DENGAN PART SEBELUMNYA?

SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN TERLEBIH DAHULU

TANDAI JIKA TERDAPAT TYPO PADA CERITA

..........

Happy reading ❤️


Telah terhitung satu minggu sejak kepergian dari Samuel dan Fiola, semua yang ditinggalkan berubah begitu drastis. Tidak ada lagi keceriaan dan kebahagiaan diraut wajah yang ditinggalkan.

Alarick dan Naya memutuskan untuk tinggal di sini setidaknya sampai Alex dan Alea lulus SMA. Setelah lulus mereka akan terbang ke Amerika dan menetap di sana.

Alarick dan Naya begitu khawatir melihat kondisi Alea, tidak hanya mereka, bahkan yang lainnya juga merasakan hal yang sama. Setelah kepergian dari ke dua orangtuanya, Alea tidak banyak bicara. Bahkan Alea terkesan lebih sering diam melamun duduk di balkon kamar memandang hamparan taman yang ada di depan mansion nya. Alea bagaikan tubuh tanpa jiwa, jiwanya ikut terseret pergi dengan kepergian ke dua orang tuannya. Mentalnya makin terganggu dengan semua kehilangan yang dia rasakan. Tidak jarang Alea juga berteriak histeris memanggil ke dua orang tuanya. Alex yang melihatnya semakin merasa terpukul, Alex juga merasakan hal yang sama. Tapi sebisa mungkin dia menyembunyikan perasaannya demi menguatkan Alea agar tidak terlalu terpuruk.

Kabar duka mengenai kepergian Samuel dan Fiola satu minggu yang lalu menyita banyak perhatian, meninggalkan banyak bekas luka dan juga kesedihan. Gerald, Ana dan Zidan yang sedang berada di luar negeri tidak sempat pulang karna Zidan yang sedang melakukan operasi transplantasi ginjal di hari yang sama. Mereka tidak dapat meninggalkan Zidan begitu saja. Mereka sangat terpukul, di tambah kondisi sang anak membuat mereka semakin hancur. Gerald yang saat itu sangat ingin menemui sang kakak terpaksa di urungkan karna mengingat operasi sang anak yang sedang dilakukan. Setelah 1 minggu, akhirnya mereka bisa terbang ke Indonesia dan langsung mengunjungi makam Samuel, Fiola dan juga Ken. Gerald sangat terpukul mengingat hanya Samuel keluarga satu satu nya yang dia miliki setelah kehilangan ke dua orang tuanya.

Tidak ada yang tau takdir dan apa yang akan dihadapi nantinya. Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan dan apa yang akan terjadi kedepannya. Semua yang terjadi begitu cepat dan begitu menyesakkan. Siap atau tidak siapnya mereka harus siap dengan takdir yang telah terjadi. Kehilangan ini merupakan duka dan luka yang sangat besar buat mereka yang ditinggalkan. Dan mereka harus ikhlas dengan takdir yang telah ditentukan.

..........

Malam ini Alvaro memutuskan untuk membawa Alea keluar menikmati suasana malam setelah beberapa hari Alea tidak ingin diganggu. Satu minggu sebelumnya Alvaro tidak pernah berhenti mengunjungi dan membujuk Alea agar mau keluar bersamanya. Alvaro tau luka yang diterima Alea tidak bisa dengan semudah itu disembuhkan. Tapi dia akan berusaha mengobati setiap tetes luka yang diterima Alea.

Setelah mendapatkan izin dari grandpa, grandma dan Alex untuk membawa Alea keluar malam ini, Alvaro langsung menuntun Alea menuju mobil sport miliknya. Sebenarnya dia ingin membawa motor, tapi mengingat kondisi Alea yang sangat lemah, Alvaro tidak ingin Alea terkena angin malam dan berakhir jatuh sakit. Tujuan utama Alvaro membawa Alea agar Alea sedikit tenang dan tidak terlalu terpuruk dalam kesedihannya.

"Sayang,"

"Kamu udah makan belum?"

"Sayang," merasa tidak mendapatkan jawaban, Alvaro menoleh kesamping menatap Alea yang ternyata sedang memandangi padatnya jalanan kota pada malam hari lewat jendela mobil.

ALEXA [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang