2. Qiana Elemira

3.6K 341 7
                                    

.
.
Tak Bersayap
.
.
Happy reading

Pagi ini rumah keluarga Bamantara, sudah di hebohkan dengan keributan. Bukan pertengkaran yang terjadi,namun kekacauan dari kamar dengan pintu coklat bertuliskan Qiana Elemira. Cewek yang berperawakan tak terlalu tinggi, dan wajah manis itu yang menjadi daya tariknya.

"Mah kenapa gak bangunin aku sih? Ini kan hari pertama aku MOS," Dumel Ana, sambil terus merapikan peralatan MOS nya.

"Kamu nya aja yang susah, orang Mamah udah bangunin kamu dari subuh."

"Masa sih? Kok aku gak denger." Ana masih sibuk memasukan perlengkapan MOS ke dalam tas nya.

"Udah jangan ngomel terus, ayok ke bawah sarapan dulu."

Tanpa menjawab Ana langsung keluar kamar.

"Dasar anak gadis," umpat Antika

***

Di ruangan makan sudah ada Dimas dan Deva, tapi ruangan itu seperti tak ada orang, tidak ada satupun yang berbicara disana, hanya fokus dengan sarapannya.

"Pagi Pah, Kak Dev," sapaan Ana mengalihkan keduanya

"Pagi sayang, ayok sarapan dulu," titah Dimas

"Kayanya gak bisa deh Pah, aku telat banget, ini kan hari pertama aku MOS," jawab Ana

"Kalo gitu kamu bareng Kakakmu," kata Dimas

Deva yang mendengar itu, langsung menatap Dimas.

"Kenapa, kamu gak mau?" Tanya Dimas dengan tatapan tajamnya

"Berangkat aja sendiri," jawab Deva,datar

Ana seketika merasa hati nya sakit, padahal baru kemarin rasanya dia di sapa, sekarang dia kembali kecewa dengan sikap Kakaknya itu.

"Gapapa Pah, nanti aku naik taxi aja," jawab Ana.

"Gak usah biar sama Kakakmu aja, Ana kalo kamu gak mau, uang jajan kamu Ayah potong," tegas Dimas

Deva langsung tak berkutik, mana bisa uang jajanya di potong, sedangkan kebutuhan nya saja banyak.

"Buruan, atau gue tinggal."

"Tung..."

Belum selesai Ana ngomong, Deva sudah pergi keluar.

"Loh dek, kok belum sarapan?" Tanya Antika baru saja turun.

"Gak usah Mah, aku mau langsung jalan aja sama kak Dev." lalu Ana langsung mencium kedua tangan orang tua nya.

"Yaudah hati-hati sayang."

"Iya Mah."

***

"Sorry kak lama," kata Ana yang baru saja masuk mobil

"Lain kali gak usah lelet," jawab Deva, ketus

Ana hanya diam.

Setelah menempuh 15 menit akhirnya mereka sampai, tapi ini bukan di sekolah melainkan di simpang jalan yang tak jauh dari sekolah

"Cepet turun duluan, gue gak mau yang lain liat kita berdua," kata Deva,pada Ana

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang