.
.Tak Bersayap
.
.
Happy readingHari ini jadwal kelas X.1 olahraga, Ana dan yang lain sedang di lapangan Matahari sedang terik-teriknya tapi mau tak mereka harus tahan karena ini demi nilai.
"Ahh panas banget sih,"dumel Luna, sambil terus mengibas Tangan di depan muka.
"Ya namanya juga olahraga Luna,"sahut Sela.
"Lo kalo mau adem, sana olahraga berenang,"lanjut Nara.
"Yaelah pada sensi bangett," kata Luna.
"Lo liatin apa sih Na?" Tanya EL, ketika melihat Ana melirik ke arah lapangan basket.
"Ngapain Lo liatin Kakak kelas itu?"tanya EL lagi.
"Gapapa," jawab Ana singkat, tapi pandangan nya tetap mengarah ke lapangan basket.
"Kak Alex keren juga ya, kalo lagi main basket gitu," gumam Sela seraya memuji Alex.
"Kerenan juga Kak Ervan," celetuk Luna.
"Ya gue akui Kak Ervan juga keren, tapi Kak Alex tingkatnya lebih atas," lanjut Sela.
"Lo terlalu berlebihan ah,"kata Luna.
"Dih ngapain ributin mereka sih, lagian mereka juga belum tentu ngelirik kalian," kata EL
"Gitu banget dah EL, bikin kita pesimis aja,"kata Sela, lalu mengerucut kan bibirnya.
"Ya bukan nya gitu, ya Lo pikir aja cowok sebaik Kak Ervan , emang segampang itu bisa deket sama cewek? Terus ya si Kak Alex nih, yang kata nya deket sama banyak cewek, emang dia bisa gitu setia? yang ada nanti sakit hati,"jelas EL.
"Tuh dengerin Sel, dia itu playboy gak mungkin bisa setia sama satu cewek,"lanjut Luna.
"Biarin lah, yang penting dia cakep,"sahut Sela.
Ketika yang lain debat, Ana menjauh sedikit dari mereka. Dia masih memperhatikan ke arah lapangan, pandangan nya tak lepas dari Kakaknya.
Ana tersenyum,"Gue seneng banget deh, bisa liat Kak Deva main basket,"gumam Ana.
"Hey!"
"Ya ampun Nar, bikin kaget aja," kesal Ana.
"Lagian ngelamun, pake senyum-senyum sendiri lagi,"kata Nara, yang sebenarnya dari tadi memperhatikan.
"Gue lagi ngeliatin Kakak gue,"kaya Ana pelan, dia masih takut terdengar sama yang lain.
Nara merangkul Ana, lalu tersenyum,"Gue bangga deh sama Lo."
"Bangga?"
"Iya Lo itu kuat, ngadepin masalah yang menurut gue itu gak gampang."
"Gue belajar dari keadaan sih Nar, waktu yang mendewasakan juga,"kata Ana, terlihat sekali kalo Ana sangat dewasa.
"Semangat bestie!"
"Woy Nar, Na ayok itu udah mau pengambilan nilai!" Panggil EL
"Iya!"
***
"Oper Dev!" Teriak Alex.
Lalu Deva, melempar bola basket itu ke arah Alex.
Permainan masih berlangsung, walaupun ini hanya latihan tapi mereka tetap bermain dengan serius.
Pritt!
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERSAYAP | TERBIT
FanfictionDevaliano Akhtar Bamantara memiliki trauma sejak kecil, hingga dia di vonis menderita gangguan mental lebih tepatnya kepribadian ganda. Semua di akibatkan karena suatu hal yang berujung dia harus kehilangan ibu dan adiknya dalam satu waktu. Berta...