12. Tempat kedua

1.9K 263 19
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading

Setelah terjadi kekacauan tadi, Antika tak kembali ke kamarnya, melainkan dia kini berada di kamar Ana.

"Mah jangan sedih ya, jangan dengerin kata Kak Dev tadi," kata Ana, yang terus menenangkan sang Mamah.

"Semua perkataan Kakakmu bener sayang, tapi yang buat Mamah lebih kecewa sikap Papah yang selalu saja begitu," tutur Antika.

"Aku juga gak suka Mah, entah kenapa Papah selalu bersikap seakan Kak Deva itu selalu salah di matanya, padahal kan yang anak tiri aku,"ucap Ana lirih.

Antika mendekat, lalu memeluk Ana dari samping," Enggak gitu nak,Papah tulus sayang sama kamu, tapi dia terlalu egois menghadapi situasi ini,"kata Antika, mencoba mengalihkan pikiran negatif putrinya.

"Aku ingin semuanya baik-baik aja Mah."

"Iya sayang."

***

Kejadian tadi, cukup membuat pikiran Deva kacau. Dia membawa motornya melaju dengan cepat, tapi pikirannya melayang entah kemana.

"Semua itu gara-gara Tante! Kalo aja Tante dan anak Tante gak ganggu keluarga aku, semua nya akan baik-baik aja!"

"Ngomong apa kamu?!"

"Kenapa Yah, mau bela keluarga baru Ayah ini? Iya?" Tanya Deva,dengan penuh penekanan.

"Kamu gak tau apa-apa!"

"Iya, saking aku gak tau apa-apa, dengan gampang Ayah mengkhianati bunda!"

Plakk

Kejadian tadi, terus saja berputar di otaknya, seperti kaset yang kusut yang berantakan.

"Gue benci mereka, kenapa harus mereka yang datang di kehidupan gue!" Racau dalam hati.

Tinnn.....

Karena ketidak fokusan nya, Deva di kagetkan dengan cahaya lampu dan suara klakson mobil, yang tiba-tiba muncul tepat di hadapannya.

Deva tak bisa lagi menyeimbangkan motornya, dan dia membanting stir ke samping trotoar.

Brukk

Brakk

"Ssttt.."Deva meringis saat mencoba bangun, saat itu posisinya kakinya tertimpa badan motor sport nya.

Di jalan itu sangat sepi, mobil tadi juga pergi begitu saja. Perlahan Deva mengangkat motor yang
menimpanya,"Akhh sial!" Umpatnya

Setelah itu dia merogoh saku, lalu mengambil handphonenya.

***

"Ini si Deva mana sih? Dia yang ngajak kumpul juga," dumel Nata.

"Di jalan kali," sahut Ervan.

"Tau gini, gue tidur aja tadi," sambung Alex.

Bima hanya diam, melihat dumelan para sahabatnya itu.

Ting

Handphone Bima berbunyi, tanda pesan masuk.

Deva

Jemput gue, di persimpangan Deket markas.
20.01

Jangan bilang yang lain, suruh balik aja.
20.03

Read

"Gue balik duluan ya, si Deva gak jadi kesini, kalian balik aja," kata Bima yang langsung pergi.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang