49. Kecewa

662 106 0
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading
 

     Ruangan kepala sekolah terasa lebih menegangkan, ketika Dimas dan Antika yang kini sedang berhadapan dengan kepala sekolah.

"Jadi begitu Pak, kami mohon bapak,dan ibu lebih memperhatikan masalah di antara kedua anaknya."

"Baik Pak, terimakasih, saya izin bawa pulang kedua anak saya,"kata Dimas, yang kini nada bicaranya mulai dingin.

"Iya Pak silahkan, terimakasih atas waktunya."

Keduanya keluar dari ruangan itu, di luar sudah ada Ana dan begitu juga Deva.

"Kalian pulang,"kata Dimas, lalu pergi begitu saja.

"Mah," kata Ana lirih.

"Gapapa sayang, yuk kita pulang, Kak yuk," kata Antika dengan lembut.

Dengan pasrah keduanya, menurut  untuk ikut pulang.

Ketika sampai rumah, suasana masih terasa tegang. Selama perjalanan tadi Dimas tak berbicara sedikit pun.

"Dek kamu istirahat aja ya, papah mau ngomong sama Kakak," titah Dimas.

"Pah, please jangan.."

"Jangan bantah dek," potong Dimas.

Dengan terpaksa dia menurut, dan pergi ke kamar nya.

Deva yang tadi nya ingin segera masuk kamar, harus tertahan di ruang tamu. Situasi yang sangat menyebalkan menurut nya.

"Duduk,"titah Dimas.

Dengan malas Deva menurut

"Ayah pikir kamu sudah berubah Dev, tapi ternyata masih sama aja."

Deva langsung menatap Dimas tajam,"Apa maksud Ayah?"

"Sudah jelas dengan kejadian tadi, kamu masih dendam dengan adik mu!" Kata Dimas sedikit meninggikan suara nya.

Deva tertawa kecil,"Aku kira juga Ayah udah berubah, ayah yang udah ngerti aku dan gak bersikap seakan aku bukan anak kandung ayah," kata Deva dengan penuh penekanan.

Dimas terdiam sejenak,"Kenapa kamu ngomong gitu?"

"Ayah pasti lebih ngerti apa yang aku maksud, masalah gini aja ayah gak percaya mungkin lebih baik aku gak ada di keluarga ini," kata Deva dengan tatapan dingin nya.

"Ngomong apa kamu?!"

"Lebih baik, aku pergi dari keluarga ini!" Ulang Deva dengan penuh emosi.

Pertengkaran keduanya, memancing Antika dan Ana untuk turun kembali.

"Jaga bicara kamu Deva!"

"Kenapa? Itu kan yang Ayah mau?!"

"Mas cukup!" Antika berusaha melerai pertengkaran itu.

"Kamu diam, ini urusan aku sama Deva!"

"Ini juga urusan aku Mas!"

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang