27. Jawaban

1.3K 235 22
                                    

.
.

Tak Bersayap
.
.
Happy reading


      Tujuan kedua telah sampai, deburan ombak menyambut kedatangan mereka. Indah kata itu yang mungkin tersirat ketika melihat langit dan pemandangan di depan sana.

"Kamu ingat, kapan kita ke sini?"

"Yang pastinya ketika masih ada bunda,,"jawab Deva, pandangan lurus ke arah pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang pastinya ketika masih ada bunda,,"jawab Deva, pandangan lurus ke arah pantai.

Dimas tersenyum kecil,"Iya, waktu itu kamu senang sekali bermain ombak,"lanjut Dimas.

"Iya tapi dulu, ketika semua masih utuh," lirih Deva.

Dimas merangkul pelan bahu Deva lalu mengusapnya. Dia mengerti apa yang di maksud puteranya itu.

"Kita duduk di sana yuk!" Ajak Dimas , menunjuk pada bebatuan besar yang berada di pinggir pantai.

"Kita duduk di sana yuk!" Ajak Dimas , menunjuk pada bebatuan besar yang berada di pinggir pantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan pasrah, Deva mengikuti  sang Ayah.

Mereka duduk berdua di atas batu besar itu, dengan tatapan lurus ke depan menikmati hembusan angin pantai.

Deva menutup mata nya, berusaha menikmati suasana saat ini.

Dimas menoleh, dan menatap Deva,"Maafin ayah nak, tidak seharusnya kamu menderita,"gumamnya dalam hati.

"Ayo ayah kejar aku!" Teriak anak lelaki yang terus belari di pinggir pantai.

"Bentar lagi ayah bakal tangkap kamu Akhtar!" Teriak sang ayah yang berlari di belakangnya.

"Kerjar kalo bisa!" Teriak nya sambil tertawa.

"Ayah, Akhtar jangan lari-lari!" Teriak wanita paruh baya yang duduk di tikar, yang di gelar bersama gadis kecilnya.

TAK BERSAYAP | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang